Andai tumpukan limbah di berbagai tempat dipenuhi sampah plastic dimanfaatkan, bukan mustahil penghematan mengaspal jalanan dapat tercapai. Lihat saja pengalaman negara lain, seperti Zwolle di provinsi Overrijssel, bagian timur Belanda yang terbukti telah membangun jalan plastic sepanjang 30 meter pertama di dunia pada September 2018. Lantaran dinilai memiliki keunggulan dan penghematan, jalan plastic pertama berikutnya juga dibangun di Giethroon, yang dikenal sebagai Venesia Belanda, dua bulan kemudian.
Jangan heran bila ilmuwan negri berpenduduk padat dan mayoritas ‘melarat’ di India dan lahir di Tamil Nadu, Rajagopalan Vasudevan, merupakan penggagas jalan terbuat dari material bahan dasar kimiawi pembuat plastik. Menurutnya, pembangunan jalan inovatif dari limbah plastic, dinilainya lebih baik, tahan lama dan hemat biaya dibandingkan jalan aspal biasa. Untuk inovasinya itu, Vasudevan, dianugerahi Padma Shri untuk metode pembangunan jalan inovatif itu.
Bisa jadi orang akan beranggapan, jalan plastic yang dibuat dengan bahan dasar lain sebagai pengganti jalan standar terbuat dari beton aspal, sedangkan jalan plastik dari komposit seluruhnya berbahan dasar koponen kimiawi partikel bahan dasar plastic. Lantaran inovatifnya, Rajagopalan Vasudevan, mencampurkan komponen partikel bahan kimiawi pembuat plastic dicampur dengan aspal. Pengalaman di ruas jalan di India penerapan jalan plastic sebagai pengganti aspal konvensional, pada umumnya bahan dipilah menjadi dua jenis.
Plastik sebagai elemen jalan modulaer berongga dan prefabrikasi asalnya terbuat dari limbah dari konsumen. Ada pula jenis jalan berbahan plastic dengan mencampurkan aspal sehingga memperkuat ikatan antarelemen bahan kimiawi plastic dengan aspal. Meski demikian, cara pembuatan jalan berbahan baku plastic sama saja mudah dan lebih murah dibandingkan dengan jalan beraspal seperti layaknya dingunakan sebelumnya.
Cara pembuatan jalan plastic, lantaran ide relative baru, kalau di Jamshedpur India, Plastik Road menggunakan campuran plastic dan bitumen. Sedangkan di ndeso Indonesia jalan plastic dibuat untuk campuran aspal. Meski dianggap agak aneh dan neko-neko, pada prinsip utamanya yakni mengurangi limbah plastic tak terpakai menjadi bahan bangunan setelah plastic terkumpul jutaan ton di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah. Nah pengalaman di India, sebagai pencetus awal jalan plastic dan diterapkan di ruas-ruas utama, bahannya diperoleh dari konsumen berupa pengepakan produk atau limbah plastic lain tak terpakai.
Umumnya digunakan sebagai pengemasan produk berpa bahan kimiawi dari Polyethylene terephthalate (PET atau PETE), Polypropylene (PP), dan high low density polyethene (HDPE dan LDPE). Nah setelah dipilah sampah produk plastic yang terkumpul dibersihkan dikeringkan dan dilebur kristal-kristal kimiawi, baru kemudian dilelehkan dengan suhu 170 derajat Celsius. Proses selanjutnya, lelehan bahan plastic tersebut diaduk hingga merata dan campurkan bitumen tuangkan ke atas jalan seperti laiknya proses pengecoran di atas betol aspal biasa.
Andai saja negri mbahmu mencontoh penggunaan bahan plastic sebagai pengganti aspal dari India, tentu pengiritan anggaran perbaikan jalan bisa ditekan seminimal mungkin. Apalagi, limbah sampah dari rumah tangga maupun industry begitu banyak dan teronggok di TPA sampah di seluruh ibukota provinsi. Termasuk di TPA Putricempo kota Solo, plastic menggunung binggung mengatasinya.
Jangan membandingkan dengan di India, yang telah membangun 21.000 km jalan menggunakan limbah plastik pada Desember 2019. Negri dengan jumlah populasi penduduk terpadat sejagat, tentu tak kesulitan mengumpulkan plastic sebagai bahan dasar pembuat jalan. Pada pertengahan 2023, mencapai 1.429 miliard, gampang mencari alternatif agar jalan-jalan tetap mulus dilewati penduduknya beraktivitas. Mereka sadar betul anggaran pembangunan untuk memperbaiki prasarana dan sarana jalan sebagai penghubung sangat terbatas, bila memakai aspal yang mudah rusak.
Itulah sebabnya, India mengembangkan konstruksi jalan plastic yang lebih tahan nilai stabilitas Marshall meningkat hingga tahan lama. Selain itu konstruksi jalan plastic memberi sebagai jalan perlindungan yang lebih baik dari air hujan dan mencegah air tidak mengenang. Konstruksi jalan plastic juga mengurangi pori-pori agregat yang menyebabkan berkurangnya rutting dan ravelling, lantaran tidak memerlukan pengupasan dan lubang seperti jalan aspal.
Secara kasar, perhitungan untuk membangun jalan plastic 1 km x 3,75 m memerlukan 1 ton plastic, hingga menghemat 1 ton aspal. Meski demikian sisi negatifnya, selama proses peletakan jalan campuran aspal dan plastic akan melepaskan gas HCL dan bisa dikatakan berbahaya adanya gas klorin. Setelah itu, aman-aman saja tuh.” Nach ada baiknya bila pemanfaatan sampah di TPA perlu dipikirkan sebagai pengganti aspal jalan. Selain lebih irit biaya, warga sekitar bisa menjual tumpukan sampah dijadikan pengganti aspal jalanan. Daripada menggunung di TPA Putricempo, berapa tahun akan diberesin, tak jua tertangani
No Comment