Mengapa Bulu Panda Hitam-Putih?


Mengapa bulu panda hanya berwarna hitam-putih, bukan merah-putih (courtesy AP)

Namanya juga peneliti. Apapun yang dilihat, dan kelihatannya tidak masuk akal, membuat mereka ingin mengetahui lebih jauh apa dan mengapa hal itu bisa terjadi. Itulah mahzab keingintahuan otak yang terdapat dalam  batok kepala mereka. Barangkali kita tidak akan menyoal, kenapa bulu panda warnanya belang-belang hitam putih dan tak berwarna lain. Bagi peneliti, warna bulu panda hitam-putih membuat mereka penasaran.

Profesor Caro, gurubesar di Departemen Wildlife, Fish & Concervation Biology University of California, Davis, bertahun-tahun penasaran dan ingin mengetahui penyebab mengapa bulu panda belang-belang hanya ada dua warna hitam-putih. Bagi orang awam, tentu topik mencari tahu warna bulu binatang pemakan daun bambu dari negeri Cina yang diteliti Prof Caro itu, dinilai kurang kerjaan.

Sejak lahir warna bulu di tubuhnya ditakdirkan hitam-putih

Tetapi buat prof Caro penelitian terhadap bulu panda tentu memiliki arti buat ilmu pengetahuan yang selama ini belum terpecahkan: kenapa hitam-putih. Setelah melakukan research secara seksama, ternyata bulu hitam-putih yang tumbuh di tubuh panda memiliki arti bagi pertahanan diri untuk hidup.

Tim peneliti yang dipimpin prof Caro melibatkan peneliti muda itu mulai membandingkan 195 spesies karnivora lain, termasuk 39 subspesies beruang dan menganalisis perwarnaan hitam-putih bulu di tubuh panda. Menurut prof Caro, salah satu tujuannya penelitian mencermati warna tubuh panda sebenarnya untuk mengetahui cara pengobatan menyuntik yang tepat di daerah manakah ketika binatang berwarna aneh itu sedang sakit.

“Terobosan dalam penelitian ini mengobati setiap bagian tubuh sebagai daerah mandiri,” kata Caro, “meski memerlukan waktu lama untuk menyimpulkannya.”

Tim peneliti menyebut warna hitam di bagian kaki dan mata untuk mempertahankan diri

Agar tujuan tim tercapai pada satu simpulan, tim peneliti juga mencoba mencocokkan daerh berbulu gelap berwarna dengan variable ekologis dan perilaku panda di satu daerah dengan daerah lainnya.

Setelah melalui kajian perbandingn, para peneliti menyimpulkan bagian putih pada panda raksasa (Ailuropoda melanoleuca) di wajah, leher, perut dan pantatnya, berguna membantu bersembunyi ketika musim salju tiba. “Sebaliknya, warna di lengan dan kakinya yang hitam berguna untuk berembunyi di bawah bayang-bayang,” ujar prof Caro.

Peneliti juga menemukan bukti bahwa pewarnaan panda putih dan hitam tidak ada kaitannya dengan pangaturan suhu tubuh panda. Pewarnaan panda putih dan hitam, ujar prof Caro, tampaknya tidak ada kaitannya dengan pengaturan suhu. “Kami juga belum menemukan bukti bahwa lingkaran hitam di sekitar mata panda untuk mengurangi silau,” katanya, “mungkin biar keliatan serem.”

Temuan lain yang juga pernah dipublikasikan jurnal mBio menyebutkan panda tidak memiliki bakteri di usus yang secara efisien dapat mencerna tanaman keras. Meski demikian, secara spesifik panda memiliki bakteri yang terdapat di bagian tertentu dan merupakan jenis bakteri pengikat jenis gen nenek-moyang panda sebagai binatang carnivora.

Panda dijadikan Logo WWF (World Wide Fund)

Selain itu, panda juga sedikit menyerap nutrisi dan kalori dari aktivitasnya mengunyah bambu. Tidak dapat menyimpan cukup lemak bagi keperluan hibernasi selama musim dingin. “Jadi panda harus tetap aktif sepanjang tahun mengembara dan melintas berbagai jenis habitat, pegunungan beralju atau hutan tropis mencari bambu,” kata Caro

Temuan menarik lain yang berhasil diungkap yakni tanda hitam pada kepala panda tidak digunakan untuk bersembunyi dari predator, melainkan untuk berkomunikasi. Sedang telinga hitam, ujar Caro menambahkan, membantu mengepspresikan agresi sebagai peringatan bagi pemangsa.

“Warna bulu di sekitar mata gelap berguna membantu panda mengenali jenis satu panda dengan panda lain. Bahkan memberi sinyal permusuhan terhadap pesaing panda,” katanya.

Tentu temuan memukau yang mencetak ribuan gambar lebih dari ratusan gambar di beberap tempat dengan teknik pencetakan pewarnaan, menurut Ted Stankowich asisten professor biologi di California State University, mengakui hasil temuan research prof Caro. “Kadang dibutuhkan ratusan jam kerja keras untuk menjawab pertnyaan yang paling sederhana: mengapa pada itu hitam dan putih.” (eddy je soe/berbagai sumber)

 

Previous Heru Mataya: “Meramu Bilah Bambu Agar Menyatu”
Next Marc Askat Temukan Bunker Hitler di Perancis

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *