Meski tolok ukur IQ (Intelligence Quotient) berdasar kejeniusan seseorang baru diperoleh awal abad ke-20, dugaan ilmuwan yang hidup di masa lalu memiliki IQ berkisar 250-300. Setidaknya, menurut jurnal ilmiah yang dipublikasikan bigthink.com, 10 orang memiliki kecerdasan IQ berada di kisaran itu. Mereka yang memiliki IQ di atas rata-rata orang awam, tentu tak dapat dianggap remeh. Sebagai contoh misalnya, William Siddis (1898-1944) memiliki IQ antara 250-300.
Tak ayal William Siddis dikukuhkan sebagai gurubesar di Universitas Harvard sebagai matematikawan terbesar di abad ini. Selain memiliki IQ kelewat tinggi, Siddis diterima di universitas ternama itu ketika ia berumur 11 tahun. Jangan kaget, bila William Siddis menguasai 40 bahasa di dunia.
Berbeda dengan William Siddis, grandmaster asal Hungaria Judit Polgar dianggap sebagai orang yang memiliki IQ 170 dan dia menekuni olahraga meras oak, catur. Judit Polgar menumbangkan juara dunia Bobby Fischer di usia 15 tahun. Tidak hanya itu, Judit juga bertarung dengan pecatur Rusia, Boris Spassky di di Budapest, Februari 1993
Tampaknya kecerdasan IQ memang bukan hanya berasal dari negara maju, tetapi juga berasal dari negeri terbelakang seperti Philip Emeagwali, lahir 1954 dari Nigeria. Philip dilaporkan memiliki IQ 190 dan diakui sebagai ilmuwan dari Afrika. Terpilihnya Philip sebagai ilmuwan terbesar sepanjang masa, tentu tak luput perdebatan sengit,
Apalagi Philip mengelontorkan formulasi persamaan diferensial parsial Exon Mobil yang dapat memudahkan penghitungan reservoir kandungan minyak dalam perut bumi. Meski demikian, Philip boleh berbangga ketika formulasi persamaan diferensial diadu dengan computer sper canggih pada 2013. Hasilnya 65.536 menyatakan hasil perhitungan Philip masuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan.
Anak ajaib yang memiliki IQ di atas rata-rata dimiliki Terece Tao, lahir 1975 di Australia. Meski ia berdarah cina, toh Terence tetap menjadi gurubesar di universitas UCLA Amerika Serikat. Terece Tao memiliki IQ berkisar 220-230.
Pemilik IQ mentakjubkan lain yakni Garry Kasparov, lahir 1963, seorang Armenia Yahudi dan dianggap sebagai pemain catur terbesar sepanjang masa. Kasparov memiliki IQ 190 dan memenangkan kejuaraan catur dunia ketika ia masih berumur 22 tahun.
Jauh sebelum abad 20-an, para pemikir dan cendekiawan lawasan sejamannya juga memiliki IQ di atas 200, sebut saja Johann Gothe (1749-1832). Gothe dianggap ilmuwan polymath asal Jerman dan juga diakui sebagai sastrawan terbesar sepanjang masa. Gothe memiliki IQ sekitar 213 dan menghasilkan buku yang banyak mengundang perdebatan dikalangan cerdik pandai lantaran novel-klasik Faust.
Selain Gothe, jauh sebelumnya lahir raksasa ber IQ tinggi dari Timur Tengah, Avienna alias Ibnu Sina (1980-1037). Sina diakui sebagai pemikir di jaman keemasan Islam. Ibnu Sina menulis banyak text book sebagai landasan kemajuan ilmu pengetahuan dan science, antara lain, filsafat, kedokteran, astronomi, kimia, logika, matematika, fisika hingga psikologi. Ibnu Sinia dikenal sebagai seorang filosof mahzab Aristotelian yang mengilhami karya di dunia penulisn buku kedokteran seperti The Canon of Medicine dan menjadi standar di universitas abad pertengahan. (th desanto/eddy je soe/berbagai sumber)
No Comment