Mumpung masih ada waktu setahun lagi, kalau kalian ingin berperan jadi jurnalis yang dapat melakukan liputan special pada gelaran coblosan pemilihan umum, mulailah belajar beracting. Ping tidak bertindaklah sebagai calon wartawan yang berprinsip, jujur dan bertanggungjawab terhadap laporan pandangan mata di lapangan. Bukan ikut-ikutan menghakimi dan menyalahkan sekehendak udelmu, jelas dilarang keras. Jadilah jurnalis bermartabat, seperti yang akan diperankan oleh Melissa Benoist, perempuan tenar saat ini, sebelum menjadi bintang film serial pendek drama HBO Max.
Menurut media The Holywood Reporter, mantan bintang Glee and Girl of Steel, Melissa dipercaya Kembali berkiprah dalam beracting laiknya bintang lawasan yang menjadi pesaingnya dulu. Dia akan tampil Kembali di TV. Tidak gampang dirinya merebut ketenaran setelah tampil menjadi pemeran sebagai Kara Zor-El alias Kara Danvers seperti actingnya dalam petualan superhero di CBS/The CW Supergirl. Entah lantaran apa, kemudian HBO mempercai lagi perempuan berambut blonde Melissa Benoist itu dijajal kluyuran nyari berita dalam The Girl on The Bus.
Meski awalnya Melissa Benoist agak ragu-ragu lantaran dia masih terikat dengan proyek lain dalam proyek sebagai sutradara Arrowverse Greg Berlanti juga sibuk di perusahaannya sendiri. Bisa jadi setelah Benoist menimbang-nimbang fulusnya lumayan gede baget, dia setuju berperan sebagai wartawati. Entah lantaran tawaran jadi jurnalis dianggapnya menantang atau karena ingin menjajal untuk ikut keruyukan bawa alat perekam dan nyiar di layer tivi sebagai jurnalis, entahlah. Yang jelas Melissa Benoist akan memerankan jurnalis Sadie McCarthy, yang menghabiskan seluruh hidupnya untuk meliput kampanye presiden. Nah Loh.
Bisa jadi, scenario yang akan diunggah pertengahan tahun ini, menginspirasi wartawati di negara-negara berkembang atau justru akan dicacimaki lantaran kalah dengan wartawan tanpa surat kabar bernama Netizen, tak banyak dimengerti. Bisa jadi pembuatan film diadaptasi dari novel Amy Chozich Chasing Hillary yang terinspirasi menampilkan kisah seorang jurnalis Ketika meliput kampanye kepresidenan Hillary Clinton tahun 2016 buat media The New York Times.
Makanya jadilah jurnalis bermartabat, biar siapa tahu sewaktu ada event pemilihan presiden atau pemilihan umum serentak, nasib kalian menyamai nasib Melissa Benoist. Perkara kagak mampu meniru, paling kurang jangan gegabah menulis berita dan menyebarkan lewat media milik kongklomerat yang ingin mencalonkan diri jadi penguasa di negrimu.
Mujur tak ditolak, kejengkel berderet datang bersamaan, Awalnya memang Melissa Benoist terpilih oleh Netflix pada tahun 2019, dalam serial film pendek di telivisi bertajuk The Girl on The Bus, dia ogah-ogahan entah perkara fulusnya tidak sebesar yang dibayangkan atau dikira menjadi kernet bus di kota besar dan berpura-pura jadi wartawan. Tentu kalau seperti enthu, bisa-bisa katcau, mosok cantik-cantik berdesak-desakan di dalam bus, nyaru jadi wartawan, tentu Benoist menolaknya.
Terjadilah tawar-menawar dengan sang pemilik modal, hingga akhirnya Melissa Benoist dicari oleh The CW Network dan HBO Max membujuknya agar dia bermain dalam serial The Girl on The Bus. Atas tawaran itu, kerna masih terikat dengan pihak Warner Bros, dia sepakat memperbarui kesepakatan eksklusif dengan ‘pabrik’ pencari bakat WB itu dan kemudian: deal go head. Bukan hanya itu tawaran-tawaran pada Melissa Benoist, ia pun dielus-elus untuk terus mengembangkan acara baru di program studio HBO Max, termasuk platform streamingnya. Piye jhal? Tertarik jadi jurnalis? Siapa tahu bisa liputan pada pemilihan umum ntar?
No Comment