Penyakit Demensia dan Pikun Beda, Namanya Juga Lanjut Usia


Waspadai Gejala Demensia dan Alzeimer meski Berbeda Dikit

Demensia merupakan penyakit yang menyebabkan penurunan daya ingat dan cara berpikir. Kondisi ini berdampak pada gaya hidup, kemampuan bersosialisasi, hingga aktivitas sehari-hari penderitanya.  Jenis demensia yang paling sering terjadi adalah penyakit Alzheimer dan Demensia vascular. Banyak orang beranggapan kalau Alzheimer pada dasarnya merupakan turunan dari jenis kelainan yang disebabkan terjadi perubahan genetik dan protein di otak. Sedangkan Demensia, katakanlah kita kategorikan sebagai penyakit, yang disebabkan gangguan di pembuluh darah otak.

Acapkali orang awam, menganggap orang yang sering lupa dianggap pikun. Padalah sebenarnya pikun merupakan perubahan kemampuan berpikir lantaran bertambahnya usia. Perubahan tersebut bisa saja mempengaruhi daya ingat, tetapi tidak terlalu signifikan dan menyebabkan seseorang bisa dikatakan terimbas penyakit demensia. Padahal dalam dunia kedokteran, pikun dan demensia berbeda. Faktor Apa yang menjadi penyebabnya demensia?

Penyebab Demensia

Alzheimer dan Demensia sebenarnya setali tiga duit, sami mawon, beda-beda dikitlah, perkara dibilang pikun biarin saja

Salah satu faktor penyebab demensia yakni rusaknya sel saraf terkait hubungan antarsaraf pada otak. Berdasar penelitian, di beberapa jurnal ilmiah, penyebabnya berbeda dengan pikun. Kalau pikul, jelas diketahui terjadi sel saraf di otak rusak parah. Meski demikian, saking bingungnya mengengelompokan dua jenis penyakit tersebut dalam dunia kedokteran menggolongkan jenis demensia lantaran penyebab terjadinya perubahan, ilmu pengetahuan yang semakin maju, justru acap keliru membedakan antara alzheimer dan kerusakan vaskular.

Nach biar agak terang benderang, ada baiknya dipahami terlebih dahulu penyebab Alzheimer, sebenarnya merupakan jenis demensia yang sering terjadi. Meski hingga kini penyebab pastinya, hingga kini belum diketahui. Meski demikian, diduga kuat terjadi perubahan genetik yang diturunkan dari orang tua. Selain faktor genetic, kelainan protein, sebelum terjadi pembuahan, kelainan protein dalam otaklah menjadi penyebab sel-sel saraf dalam otak terjadi kerusakan. Demensia seperti itulah yang sering disebut alzheimer. Sedangkan demensia vascular penyebabnya sedikit beda, yakni terjadi gangguan penyebab kerusakan sel-sel otak penyebab kisruh daya ingatan. Meski demikian, jangan anggap enteng, demensia vaskuler, sebab bisa jadi penyebab struk berulang-ulang menjadi salah satu penyebab berbahaya buat penderita.
Patut diduga dan perlu dicermati penyebab alzheimer merupakan jenis demensia yang paling sering terjadi. Meski demikian penyebabnya hingga kini belum diketahui, tetapi tidak boleh dianggap enteng, lantaran perubahan genetic yang diturunkan dari orang tua. Dugaan kuat meningkatkan resiko terjadi penyakit ini, dari tahun ketahun semakin banyak, meski belum dilakukan pemetaan secara spesifik kejadian dimensia lantaran genetik. Selain factor genetic, kelainan protein dalam otak juga diduga dapat merusak sel saraf sehat dalam otak. Sedangkan Demensia vascular disebabkan oleh gangguan pembuluh darah di otak. Stroke berulang merupakan penyebab tersering dari demensia jenis ini.

Dimensia alzwimer pada para lansia kini makin mengkawatirkan banyak pihak (pic American today)

Kondis yang menyimbulkan gejala demensia, selain penyakit Alzheimer dan demensia vascular, ada juga kondisi lain yuang bisa menimbulkan gejala demensia, tetapi sifatnya sementara. Kondisi terseibt antara lain: kelainanmetabolismen atau endokrin, multi sclerosis, subdural hematoma, tumor otak, efek samping obat-obat penenang dan Pereda nyeri, kurang vitaminda meniral tertenu, seperti vitamin B1, vitamin B6, B12, Vit E dan zat besi dalam tubuh. Keracunan akibat paparan logam berat, pestisidan dan konsumsi minuman beralkhohol, juga menjadi penyebabnya

Faktor resio demensia, yang dapat meningkatkan resiko yakni pertambahan usia, riwayat demensia dalam keluarga, pola makan tidak sehat, jarang berolahraga, kebiasaan merokok, dan kecanduan alkhohol. Selain itu beberapa penyakit yang juga beresiko menimbulkan demensia, antara lain, sindrom down, depresi, sleep apnea, obesitas, kolesterol tinggi, hipertensi dan diabetes. Gejalan Demensia, penurunan memori dan perubahan pola pikir yang tampak pada perilaku dan cara bicara. Gejala tersebut dapat memburuk sering waktu. Gejala terbut dapat kita klasifikasikan sebagai tahap 1, yakni demensia ini kemampuan fungsi otak penderita masih dalam tahap normal, berlum terlihat secara nyata. Tahap2 gangguan yang terjadi pada tahap ini mulai memempengaruhi aktivitas sehari-hari. Kapan harus ke dokter saraf atau psikiater, sebaiknya dilakukan pada seseorang yang mengalami salah satu atau beberapa gejala demensia, agar dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. 

Tidak ada pilihan lain, bagi para penderita dimensia, termasuk penyakit alzeimer, perlu lebih waspada lantaran dikatain pikun
Previous Tas Jinjing Perempuan Ratusan Juta Hingga Miliaran
Next Mengenang AKA Grup Band Lawas 1960-1970