Emma Charrotte Duerre Watson nama pesohor namanya melejit dalam kisah film yang digemari remaja, Harry Potter. Bersama Daniel Radcliffe dan Rupert Grint Namanya tak tenggelam usai membintangi Potter disbanding dua rekannya dalam film itu. Memerani karakter Hermione Granger, justru menempatkan namanya banyak dijadikan icon remaja berperilaku bagus dan pantas ditiru Abg sejagad.
Karirnya untuk menekuni dunia acting dimulai ketika ia berusia Sembilan tahun dan berpentas dalam drama di sekolahannya. Baru pada tahun 2001 hingga 2011, Emma dipercayai memerankan dalam film-film Harry Potter bersama Daniel Radcliffe dan Rupert Grint. Atas peran-perannya yang lumayan menawan, Watson diberi imbalan sebagai penghargaan dalam film Potter lumayan besar lebih dari £10 juta. Selain itu, berkat nama tenarnya itulah ia kemudian merintis debut lain dalam dunia permodelan Bersama rumah mode Burberry pada tahun 2009.
Tidak hanya itu pada tahun 2007, Watson mengumumkan keterlibatannya dalam dua produksi, adaptasi televisi dari novel Ballet Shoes, dan film animasi berjudul The Tale of Despereaux. Perannya dalam Ballet Shoes yang tayang pada 26 Desember 2007 dan ditonton lebih dari 5,2 juta pemirsa, iapun menerima bayaran lumayan tinggi. Sedang actingnya dalam The Tale of Despereaux, yang diangkat dari novel karya Kate DiCamillo, yang dirilis pada tahun 2008, Emma Watson meraup pendapatan kotor lebih dari US $ 86 juta di seluruh dunia. Namanya juga sedang melejit tenar, pada tahun 2012 Watson terpilih memerankan tokoh Ila dalam film Darren Aronofsky yang diangkat dari kisah epic Alkitab bertajuk Noah, entah dia dapat honor atau tidak, tak ada yang mengetahui secara persis honornya dalam film itu.
Emma Watson lahir di Paris, dari orangtuanya bernama Jacqueline Luesby dan Chris Watson, keduanya berprofesi sebagai pengacara. Watson tinggal di Paris sampai ia berusia lima tahun. Orangtuanya bercerai ketika usianya masih sangat muda. Setelah perceraian orangtuanya, Watson ikut serta dengan ibu dan adik laki-lakinya ke Oxfordshire, namun ia tetap menghabiskan waktu akhir pekannya bersama ayahnya di London. Watson mengungkapkan bahwa dia bisa berbicara sedikit bahasa Prancis, namun tidak sebagus saat ia berbicara bahasa Inggris.
Sejak usia enam tahun, Watson sudah bercita-cita ingin menjadi seorang aktris. Beberapa tahun kemudian, ia berlatih di sebuah sekolah les teater bernama Stagecoach Theatre Art. Di sana, ia mengikuti kelas tari, menyanyi, dan akting. Pada usia 10 tahun, Watson telah tampil dalam berbagai pementasan drama sekolah, termasuk drama Arthur: The Young Years dan The Happy Prince. Meskipun demikian, ia sama sekali belum pernah berakting secara profesional sebelum produksi Harry Potter dimulai. “Saya tidak tahu seperti apa skala dari film seri. Jika saya mengalaminya, saya pasti akan benar-benar kewalahan,” ujar Watson dalam salah satu wawancaranya dengan majalah Parade.
Namanya juga lagi mujur, meski berulangkali diberi kesempatan audisi, dalam film Harry Potter yang diproduceri David Heyman, ia terpilih Bersama kedua rekannya Daniel Radcliffe dan Rupert Grint. Akhirnya pada tahun 1999 Emma Watson terpilih dalam film laris Harry Potter and the Sorcerer’s Stone, lantaran mendapat support guru teaternya di Oxford, untuk membintangi film yang diangkat dari novel karangan J.K Rowling. Penulis tenar itu pun mendukung Watson berperan dalam karakter setelah ia menyaksikan screen test pertamakalinya. Debut pertama Emma Watson untuk pertamakali bermain dalam layer lebar dan memberikan peluang meraih mimpinya menjadi artis tenar. Film ini memecahkan rekor untuk penayangan harian dan penayangan mingguan serta menjadi film dengan pendapatan tertinggi pada tahun 2001. Berbagai pujian dilontarkan atas penampilan tiga karakter utamanya. Terkadang pujian tertentu juga ditujukan untuk penampilan Watson: The Daily Telegraphmenyebut akting Watson sangat mengagumkan.
Meski namanya semakin tenar, toh ia tidak melupakan tanggungjawabnya sebagai mahasiswi yang tertunda selama 18 bulan saat pengambilan gambar film. Watson mengumumkan kalau ia menunda kuliahnya selama satu atau dua semester di Brown untuk memberikan lebih banyak waktu bagi promosi film Harry Potter and the Deathly Hallows -Part-2 dan proyek lainnya. Watson kemudian melanjutkan kuliahnya di Worcester College, Universitas Oxford. Watson dijadwalkan akan kembali ke Brown pada tahun terakhirnya, namun ditunda sehubungan dengan keterlibatannya dalam beberapa proyek film. Watson lulus dari Universitas Brown pada bulan Mei 2014.
No Comment