Penyanyi Sinéad O’Connor: “Nothing Compared To U & Sucied”


Penyanyi kondang pop-rock asal Irlandia gaya penampilannya nyentrik liriknya muatan kritik tajam

Nama aslinya Shuhada Sadaqat, artis yang menapaki jalan hidupnya penuh kontroversi dari negri asalnya Irlandia. Sebagai biduan tenar sebenarnya O’Connor yang dilahirkan di Glenageary, Dublin 8 Desember 1966, namanya tidak memakai tambahan Sinead. Lantaran nama isteri presiden Irlandia, Sinead de Valenra, ingin membaptisnya dengan nama tambahan, ditambahlah nama tambahan lain: Sinéad. Entah lantaran namanya berubah menjadi Sinéad O’Connor, ataukah emang nasipnya lagi mujur, meroketlah penyanyi nyentrik aneh di masanya waktu itu. Debut single “Nothing Compares 2 U” yang dirilis tahun 1990, merajai Billboard Music Awards.

Dilahirkan sebagai anak ketiga dari lima bersaudara, Novelis Joseph, Eimear, John dan Eoin, nama Sinéad O’Connor banyak digandrungi pada jamannya. Selain berpenampilan nyentrik, dengan ndasgundhul, ia acap nembang meneriakkan perdamaian dan persahabatan di daratan Ingris Raya. Sebelum awal puncak kejayaannya namanya dielu-elukan, kehidupan rumahtangga keluarganya berantakan. Meski ayahnya Sean O’Connor, insinyur teknik dan dipilih sebagai pengacara ketua Kelompok Aksi Perceraian, toh Marie O’Connor, ibunya memilih berpisah dengan ayah Sean O’Connor.

Diawal kemunculannya memang mengagetkan blantikan musik musisi Irlandia tidak menyangka jadi ngetop

Pada 1979, O’Connor memutuskan meninggalkan ibunya dan milih tinggal bersama ayah dan istri barunya. Namanya juga remaja, setengah kenthir, di usia 15 tahun Sean O’Connor juga sukan mblasak ke toko dan ngutil dan bolos sekolah menyebabkan dia dikarantina selama delapan belas bulan di rumah sakit jiwa Magdalena. Namanya juga anak baru geblek, Sinéad O’Connor bahkan dijeblosin ke pusat pelatihan Grianan dibawah kendali ordo Our Lady of Charity. Tampaknya lantaran ditempa dengan disiplin tinggi, Sinéad O’Connor mengalami kemajuan pesat di bidang teater dan tarik suara maupun meng arrangement lagu-lagu gerejani yang dimodernisir.

Sinéad O’Connor ingat betul cara-cara mendidik anak-anak ndugal agar menyadari kesalahan yang dilakukannya. Disiplin tinggi menepati jadual, berlatih, berdoa juga masak-memasak acapkali membuat dirinya jengkel. Meski para biarawati selalu membimbingnya dalam mengembangkan bakat menulis dan menciptakan lagu, tetapi Sinéad O’Connor merasa terganggu. “Murid-murid nakal di sana kadang-kadang disuruh tidur di panti jompo yang bersebelahan, sebuah pengalaman yang kemudian dia komentari, “Saya tidak pernah—dan mungkin tidak akan pernah—mengalami kepanikan dan teror dan penderitaan seperti itu atas apa pun.”

Album terbaru akan direlease tahun 2022, meski tadinya akan ditunda (courtesy Ist)

Saking berantakannya kehidupan yang dilaluinya, sampai-sampai O’Connor pada Juni 1993, menulis surat terbuka lewat The Irish Time, agar warga masyarakat tidak membulinya tanpa henti setiap hari. “Andai saja saya bisa melawan suara orang tua saya dan mengumpulkan rasa harga diri saya, baru saya akan bisa benar-benar menyanyi.” Surat yang dipublikasikannya itu sebenarnya merupakan tuduhan ulangan terhadap pelecehan orangtua terhadap anaknya. Kakaknya, Joseph, membela ayah mereka di surat kabar, tetapi setuju soal pelecehan ekstrim dan kekerasan yang dilakukan ibu mereka, baik emosional maupun fisik. Sinead, sang ibu mengatakan, bulan itu, “Keluarga kami sangat kacau. Kami tidak dapat berkomunikasi satu sama lain. Kami semua dalam penderitaan. Salah satunyanya saya, yang menderita.”

Pada 4 Juni 2021, O’Connor mengumumkan pengunduran dirinya dari industri musik. Sementara album studio terakhirnya, “No Veteran Dies Alone”, akan dirilis pada 2022, O’Connor menyatakan bahwa dia tidak akan melakukan tur atau mempromosikannya. Dalam celotehan di Twitter, dia mengatakan, “Ini untuk mengumumkan pengunduran diri saya dari tur dan bisnis rekaman. Saya semakin tua dan lelah. Saat inilah saya untuk menutup putting saya, setelah memberikan segalanya. Setelah benar-benar memberikan segalanya.” Barangkali salah kutib, pernyataan Sinéad O’Connor kemudian meralat pernyataan yang dilansir media massa.

“Saya kira media tidak sensitif, bukan tidak akan melakukan tur pada 2022, tapi memang telah dijadualkan manggung lagi,” katanya nyebelin. Ia pun juga meminta maaf telah mengkritik teolog Kristen dan Yahudi di twitternya pada tahun 2018 tahun lalu, setelah ganti agama. “Bisa jadi saya tidak senang dengan orang agnotism seperti mereka. Dan saya akan bermusik dengan gaya gwe pop-rock. Dengerin saja single “How About I Be Me” dan “The Wolf is Getting Married” In a 2000 interview in Curve, O’Connor commented, “I’m a dyke… although I haven’t been very open about that and throughout most of my life I’ve gone out with blokes because I haven’t necessarily been terribly comfortable about being a big lesbian mule. But I actually am a dyke

Setelah menggunakan kerudung, penampilannya tak lagi vulgar
Previous Masih Perawankah Kamu, Berani Tes ke Candi Sukuh?
Next Masjid Laweyan Peninggalan Kyai Ageng Henis Menyebarkan Agama Islam

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *