Susah nyari tempat tongkrongan wedangan yang nyaman, aman dan gak banyak bapak-bapak kelsotan di tikar? Mungkin salah satu referensi bagi yang suka nongrong di malam hari. Wedangan Omah Lawas, bisa jadi salah satu tempat nongrong ciamik bagi para pecinta hik (hidangan istimewa keluarga). Opo meneh, omah lawas dibikin konsep Jawa yang membuat pengunjungnnya memflash back di era zaman katrok.
Alasan dinamai Wedangan Omah lawas mergone wedangan itu berada di sebuah rumah tua yang dibangun sejak tahun 1950-an. Di Jalan Supomo, Nomer.55 Solo. Wedangan Omah Lawas menempati lahan seluas 2300 meter persegi, tak heran dengan tempat seluas lapangan bal-balan membuat kesan nyaman di dalamnya. Opo meneh banyak mobil yang bisa parkir leluasa di dalamnya.
Wedangan Omah Lawas mulai nonggol sejak 29 November 2013, dan buka tiap hari mulai pukul 17.00 – 24.00 WIB. Walau baru dibuka beberapa bulan lalu, nanging wedangan ini mampu menyedot banyak pengunjung yang kelaparan. Berkat tiga konsep tongkrongan dengan nuansa yang berbeda-beda ini. Memperkerjakan 25 karyawan ini serasa menjadi tempat tongkrongan baru di kota Solo, jelas menu maeman disajikan cepat and trengginas.
Salah satu owner Wedangan Omah Lawas , Wiyono Budi Setiawan menjeslaskan tiga konsep tadi sebenarnya tidak sengaja diterapkan. Dirinya hanya menambah beberapa property tanpa mengubah arsitektur omah lawas. Konsep-konsep yang ditawarkan di Wedangan Omah Lawas diantaranya konsep romantic, lesehan and tongkrongan.
“Jadi ya ndak sengaja mbak, saya juga cuma nambahi propertinya saja. Dulunya ini rumah milik pak Hartono, karena ndak dipakai terus dipakai buat wedangan,” jelas Koh Budi.
Nah, dah reti kan alasan dinamai Wedangan Omah Lawas, sekarang simak eksplanasi konsep-konsep wedangan omah lawas. Konsep romantic, sangat cocok buat pasangan yang lagi gandrung, suasana syahdu dan remang-remang. Tapi gak boleh sun-sunan di tempat umum. Tapi kalau cuma mau ‘nembak’ atau nolak pasangan juga tidak dilarang, asal tidak nangis.
Konsep lesehan, tempat ini letaknya di dalam omah lawas. Di bikin konsep lesehan ini ben tambah keakrapan keluarga sembari klesotan. Selain itu, pengungjung juga bisa memesan ruangan untuk acara ulangtahun, rapat atau reonian.
Kalau situ mau tongkrong berlama-lama, disediain meja buat kongkow-kongkow ngecepret sampai tengah malam. Kalau bosen, situ bisa liak-liak tipi atawa nonton bareng bal-balan. Sambil nyomak-nyamuk maem nasi bungkus and chamilan murah-meriah. Nek, ditonton dari segi harga Wedangan Omah Lawas cukup murah dan tak membuat kantong bolong. Contone, harga minumanye dibandrol mulai dari Rp 2.500 hingga Rp 8.000,- per gelas. Kalau harga sego bungkusan dibandrol dengan harga Rp 4.000 – Rp 6.000,- per bungkus, dan harga sate-satean flat cuma Rp3.500,- per sunduk. Murah tho.
‘Tak kenal maka tak sayang’ kata-kata itu mungkin cucok buat melihat siapa sih dedengkot dari pemilik Wedangan Omah Lawas. Nah, kali ini kita bebaik hati mengorek info lebih dalam pemilik Wedangan Omah Lawas.
Jebulnya, konsep Wedangan Omah Lawas dibangun secara gotong royong oleh empat orang. Keempatnya ternyata teman sejak jaman SD. Wiyono Budi Setiawan, Hartoto, Shehu, dan Sindari keempat nama dedengkot Wedangan Omah Lawas dulunya ngaku susah nemu wedangan yang sip.
“Jadi ceritanya dulu kita berempat ngadain reunian dan selalu berakhir dengan nyari wedangan tiap malanya. Nah, setelah tiga kali susah nyari wedangan di tengah malam, akhrinya pikirannya mletik buat wedangan dengan kosep lebih berkelas, tapi harganya terjangkau,” critane Koh Budi.
Setelah ide tadi, banjur keempatnya membuat wedangan dengan konsep kelas. Koh Budi juga mengaku nek keempat owner tadi baru perdana melakukan bisnis makanan. Tanpa ada skill dan ketrampilan, keempatnya nekat buka wedangan dengan modal gethok tular. Alhasil, Wedangan Omah Lawas jadi salah satu tempat favorit pengunjung.
Salah satu pengunjung, sebut saja dia Indri ngaku kalau Wedangan Omah Lawas asyik and enjoyable. Gadis asal Magetan ini rela datang jauh-jauh demi menikmati nasi Kabuli yang menjadi cirri khas Wedangan Omah Lawas. Rang mung kui, ia jugatak lupa memesan wedhang wuh plus jeruk nipis.
“Wedangan Omah Lawas tempatnya asyik and enjoyable, selain itu disini juga parkirnya gampang. Aku biasanya datang sama teman-teman yaa semacam nongkrong aja,” ujarnya.
Nah, dah tau kan gimana asyiknya nongkrong gaul rasa jadul di Wedangan Omah Lawa. Mungkin bisa jadi salah satu referensi nongkrong asyik and menarik disana. Selamat mencoba (Larasati Reyma/Eddy J Soetopo)
No Comment