Di Rusia Tidak Berkerudung Dilarang Masuk ke Gereja


Berkerudunglah bila Anda ingin berdoa di gereja di Rusia, aturan dasar sejak lama diberlakukan (courtesy pic rbthru)

Bagi Anda yang suka halan-halan bepergian ke monconegoro, adabaiknya bila sesekali bertandanglah ke Moscow, negri beruang merah yang lagi heboh membangkitkan mode lawasan. Jangan anggap enteng, para designer rumah mode di kota niragama enthu. Jangan dikira mereka tidak tahu trend mode kekinian yang kini moncer di beberapa negara eropa. Hanya saja, para modeling di negri yang dipimpin Putin, acap tidak berani blak-blakan berlenggang-lenggok di atas catwalk laiknya di Montreal, Paris atau di Amerika dalam ajang pameran busana terkini. Bisa jadi udara beku itulah yang menjadi salah satu penyebab, tak banyak ngeliat peragawati mamerin buah di dada dan jenjang paha nanmulus lantaran sewaktu-waktu cuaca membeku menyapu wilayah Rusia.

Lihatlah gaya pakaian tradisional yang lagi ngetrend seperti dipamerkan jurnalis RBTH  apa yang disebut Kokoshnik, justru dianggap kekinian buat ABG di Moscow dan kota-kota terkenal di Rusia. Kalau di negri-negri Asia tentu tidak asing dengan model pakaian dengan hiasan kepala yang dikenakan perempuan telah menikah agar rambutnya tidak awut-awutan. Model mode pakaian Kokoshnik, misalnya dipakai oleh selebritas sedang ABG bau kencur, tentu berbeda. Bila anak muda memakainya tanpa perhitasan permata, tetapi Kokoshnik yang dipakai selebrity tentu bertabur Mutiara dan batu mulia dengan balutan beludru dan pola khas Rusia.

Mengenakan bando meniru model zaman lawas menjadi trend Abg Rusia (credit courtesy rbthru)

Bukan hanya mode Kokoshnik yang dianggap mode lawas kuno, tetapi jangan kaget bila Anda ngeliatin kerudung selendang menutup kepalanya. Model krukupan selendang penutup rambut di kota-kota besar seperti di Moscow atau di Lapangan Merah yang banyak disatroni pendatang berbaur mahasiswi Rusia mengenakan selendang penutup rambut. Bukan berarti memakai kerudung rambut, ABG imut itu sedang pamer kalau dirinya pemeluk agama dari Arab, tetapi memang itulah kelebihan mereka yang mampu beradaptasi dengan keragaman budaya dunia.

Selendang Rusia, tulis Victoria Ryabikova, merupakan aksesori lain yang tak kalah ngetop saat ini di Rusia. Gaya memakai selendang, ditengarai berasal dari Asia abad 17 yang menjadi gaya busana perempuan Rusia kala itu. Dan biasanya, perempuan penutup rambut kepala itu menjadi penanda kalau yang bersangkutan telah menikah. Cilakanya, seorang perempuan yang tidak mengenakan penutup kepala dengan selendang tidak dapat memasuki gereja hingga kini masih tetap dipertahankan. Jadi bila kalian guabrusan berdoa di greja dan guabrusan dengan ABG memakai selendang penutup rambut di kepala, jangan dikira dia Muslimah kliru masuk tempat ibadat. Salah besar. “Selendang Rusia lebih dari sekadar sehelai kain biasa, tetapi dengan motif berbunga serta hiasan lain pada selendang tak hanya membuatnya indah, tetapi jugya gaya a bernilai seni,” kata Ryabikova, “biasanya dipadukan dengan mantel bulu dan bermerk modern dengan bahan kasmir. Bila musim dingin, selendang kerudung headscarf designya lebih tebal dan hangat.

Bukan hanya gaya hidup model zaman Soviet sebelum terbelah menjadi beberapa negara, model yang diyakini ditiru anak-anak muda kekinian itu kini gemar memakai sapaitu kuno bersol datar yang terbuat dari pohon birch yang lazim ada di Rusia tahun 1930-an, namanya lapti. Meski sepatu sandal trepes itu hanya bertahan lima harian, toh ABG masa kini suka menyeret Lati sebagai asesori halan-halan berpacaran. Padahal bila musim dingin menusuk telapak kaki menyergap mereka tetap acuh, tinggal masukin kaus kaki wol dan dideslepin jerami biar tidak kedinginan. Meski demikian, sepatu model itu toh tetap digunakan pada acara peragaan sejarah. “Kalau di negrimu, itu pakaian lurik lawas jaman penjajahan dan bawa bakul beras dan pacul,” kata Nicole menirukan narasumber ABG di Moscow yang pernah ke Indonesia, “Lihatlah itu anak muda makai jenis sepatu “Lapti baru” katanya criwis sembari menunjuk ke sepatu yang dipakainya. “Saya juga makai, enteng dan nyaman, tidak bikin lecet. lihat saja di web Faktura Tepla, kalau kamu tertarik.”

Andai saja pemerintah mau memberikan fasilitas bea eksport gratis ke Rusia, tentu perajin batik akan bersemangat (credit courtesy rbthru)

Banyak hal menarik ketika Anda ingin menikmati gaya mode masakini yang dipakai ABG di kota-kota besar di Rusia. Tentu orang Rusia hampir di semua tempat keramaian banyak mengenakan dushegreya, semacam pakaian penghangat jiwa. Greyushchaya menurut pengertian adat bahasa lawas arti harafiahnya hangat, sedang dusha berarti jiwa. Nah kalau situ jiwamu ingin dihangati makailah dushegreya, atau bisa dibilang sebagai veshch, greyushchaya dushu. Pakaian itu barangkali bisa disebut sebagai gilet atau sweter yang nemplok pas di badan eLoe sebagai pelengkap ornamen perempuan-perempuan suka kepo itu. Namanya juga mode, kini dushegreya bisa berupa gilet tanpa lengan panjang dengan desin slim-fit, percis seperti gaun beneran. “Ada juga yang terbuat dari rami, wol dan jacquard dengan dilengkapi kancing, buat pamer toket,” kata Nicole menirukan mahasiswi Indonesia di Moscow.

Tak perlu memamerkan di hotel berpintang, photo model pun bisa bergaya di hutan (credit courtesy rbthru)

Hal lain yang menarik, ternyata para remaja, terutama yang masih berstatus mahasiswi, juga gemar mengenakan baju bermotif bunga-bunga model batik lawas khas gaya batik sablon ndeso Solo. Teman-teman yang kuliah di Rusia, kata Pravitaindravinata, ngecepret diwawancarai mengatakan, sebenarnya mahasiswi-mahasiswi luar Rusia juga suka mode baju batik. Kenapa kamu tidak jualan sambil kuliah? “Ealah kuliah sambil dhodol batik, ongkose ngirim ke soviet larang banget mbak-mbak. Mestinya’kan pak presiden ngasih sangu buat mahasiswa Indonesia ngebebasin pajak exsport ke luar negri. Kan kalau batik Solo laku di Rusia pak presiden kan juga seneng,” katanya. Lha mosok fashion di alas (nicole dari moscow/eddy je soe-Solo)

Previous Si Sexy Alessandra Corine Ambrosio Honornya Bikin Iri
Next Si Lambe Ndower Mick Jagger Band Cadas Favorid Presiden Jokowi

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *