Menjepret Pantat Truk, Kutunggu Jandamu


Menjepret Pantat Truk, Kutunggu Jandamu

Entah lantaran kurang gawean apa jenuh nguber berita photo, photographer media cetak di Solo, Yoyok Sunaryo, hobi membidikkan cameranya ke pantat. Bukan sembarang pantat nan bahenol yang dijepret memakai camera, tetapi pantat truk bergambar dengan tulisan aneh-aneh.  Lebih dari seratusan frame foto bergambar nyeleneh sejak teknologi cetak digital belum marak menghiasi pantat bak truk, tahun 1990-an, Yoyok berhasil mengkoleksinya.

Seingat dia, pada awal tahun 1990-an gambar bak truk mayoritas didominir pemandangan alam, petani dan padi yang menguning lukisan tangan. Gambar seronok waktu itu yang sering terpampang paling perempuan memakai jarik —kebaya— mengenakan baju tanpa benik mbledeh menampakkan buah dada ranum ditulisi ‘Kunanti Jandamu’ menghiasi bak truk di Pasar Legi.

Seni Lukis Bak Truk Sopir Berharap-Harap Cemas

Entah apa yang terlintas dalam pikiran sopir truk saat minta pada pelukis bak truk yang tidak banyak dijumpai, menterjemahkan permintaan sang  pengemudi. Yang jelas pada tahun 80-an pelukis bak truk menyetujui gambar yang diminta perempuan seronok memperlihatkan buah dada, sedang ndlosor.

Menurut pelukis kawakan Kawit Tristanto gambar yang terpampang dalam bak truk sebenarnya bentuk pelampiasan ekspresi para pengemudi mengarungi keseharian di jalan raya. Bisa saja dikategorikan sebagai seni jalanan. Lihat saja cara penuangan ekspresi dan goresan cat di bak truk, tanpa memperhatikan kaidah seni lukis. Warna dan torehan cat tampak terlihat jelas, kasar dan sesukanya pelukis.

Hal itu tidak bisa dianggap kesalahan berkesenian, tetapi justru mereka telah memamerkan bentuk seni lukis genre baru: seni bak truk. Bukan mengusung pameo seniman, seni untuk seni, tetapi seni untuk makan sehari-hari. Tidak hanya bentuk gambar seronok mencolok mripat, tapi juga tulisan yang menyertai lukisan slengekan-celelekan sak karepnya dewe. Bagaimanapun itulah ekspresi wong cilik ketika menggambarkan angan-angan tak kesampaian.

Tulisan ‘Kunanti Jandamu’ dengan gambar perempuan semlohai misalnya bukankah hal itu merupakan cerminan keinginan para pengemudi ingin memiliki istri, tetapi tak tercapai. Memunculkan artikulasi, bisa multi tafsir dipahami sebagai, kalau kagak dapat perawan, janda pun gak masalah.

Seni Lukis Bak Truk Stigma Pelecehan? (courtesy pic Yoyok)

Bukan hanya kata celoteh dunia perjandaan yang ditorehkan pelukis bak truk, tetapi juga bentuk naratif lain bernada luapan emosi sopir diamini pemilik truk. Bila kita pilah secara serampangan, gambar di bak truk pada dasarnya cerita naratif kehidupan sopir di satu sisi, sisi lain juga ngrundelan tentang siatuasi kekinian and acap membuat kita tersenyum.

Lihat dan cermati gambar lukisan tangan perempuan cantik di bak truk yang mengungkapkan “Kisah Indah Sopir”, asosiasi kita jelas melayang pada trade mark kehidupan sopir yang acap distigma “seneng mampir”.

Bukan hanya itu, gugatan para seniman bak truk menuangkan gagasan ‘kehendak sang penguasa’ raja jalanan itu. Gambar dan tulisan bernada melecehkan kaum perempuan pun tersaput di pantat bak truk gambar digital perempuan cantik dengan tulisan “wani piro” jelas menuduh mata wanita yang melihatnya jengkel.

Seni Bak Truk – Pujian Polwan Buat Sopir (courtesy eddy jez)

Apa yang mengilhami tulisan sampai sesangar tulisanan “Wani Piro” dengan gambar digital perempuan cantik. Apakah bentuk kesembronoan atau sekedar pelampiasan kekesalan sopir yang –belum tentu—kuat ‘membayar’ indehoi bukan kelas pinggir jalan. Entah tak satupun orang yang bisa nebak karepnya lukisan dan tulisan itu piye maknanya, kecuali sang sopir dan tentu juragannya.

Sebaliknya ada pula pengakuan ‘dosa’ Polisi Wanita (Polwa) yang mengaku blak-bblakan di pantat bak truk dengan gambar Polwan dan tulisan “Cuma Soper Truck yang Bisa Membuatku Tersenyum”.  Lagi-lagi tak satupun orang bisa menduga, apakah sopir truk disuruh Polwan menemplekkan fotonya disertai tulisan, atau jangan-jangan Polwan yang gambarnya terpampang di pantat bak truk gebetan sopir. Tak ada yang tahu. Tidak juga Yoyok sang photographer yang keranjingan menyimpan gambar di pantat bak truk (eddy je soetopo)

Previous Jam Kremlin Berulangkali Direnovasi
Next Cabuk Rambak atau Cabuk Karak

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *