Bagi penderita mata rabun akibat katarak jangan berkecil hati tak dapat disembuhkan. Bila pada tahun 1970-an, terutama umur seseorang telah berada di atas 40 tahunan, penglihatan mulai terasa tidak jelas lantaran terdapat serpihan kulit halus menyelimuti kokrnea depan mata Anda, tentu tawaran yang disodorkan oleh dokter mata adalah operasi kecil.
Berkat kemajuan ilmu pengetahuan dalam dunia kedokteran ‘kebiasaan’ operasi mata katarak tidak lagi menjadi opsi pilihan. Selain terdengar, menakutkan, terutama pada pasien sepuh bila mendengar ‘kata’ operasi, tentu harga melakukan tindakan medis menjalani operasi mata, tidaklah murah. Belum lagi biaya buat pengobatan pasca tindakan operasi.
Nah bagi Anda yang baru mendengar, mulailah bergegas ke rumah sakit khusus mata dan mintalah obat tetes mata, khusus buat penghancur selaput kristal halus yang menutupi mata anda. Entah seberapa banyak jumlah penderita mata katarak di Indonesia, konon kabarnya, angka penderita katarak di Indonesia terbilang tinggi di Asia Tenggara.
Menurut mantan Menteri Kesehatan Nila F Moelok, jumlah penderita katarak di Indonesia berkisar 2,4 juta orang pada tahun 2019 lalu. Setiap tahunnya jumlah itu terus bertambah, dan pemerintah masih belum berusaha memberikan layanan pengobatan gratis untuk penyakit katarak. Padahal setiap tahun jumlah penderita bertambah satu persen, dan mengakibatkan kebutaan lantaran ‘pembiaran’ tidak diobati atau dilakukan operasi kecil katarak.
Kondisi demikian bisa dimengerti, lantaran jumlah tenaga medis ahli mata alias Ophthalmologist di Indonesia baru mencapai 2.325 dokter. Bila dibandingkan dengan kondisi di Amerika, menurut American Academy of Ophthalmology, jumlah penderita katarak mencapai 22 juta orang dengan rerata usia di atas 40 tahun. Lebih parah dibandingkan dengan kondisi di negara Asia. Meski penderita di atas 80 tahun, setengah dari semua orang Amerika penderita Katarak harus menjalani operasi yang menyakitkan dan mahal biayanyanya.
Namun, ada opsi perawatan lain. Para peneliti yang berbasis di AS telah menciptakan obat tetes mata yang mampu melarutkan dan menghancurkan kristal halus penderita katarak dengan sekali tetes lewat pipet di rumah sakit. Meskipun untuk saat ini obat tetes mata peluruh katarak masih dalam pengujian pada manusia, namun diharapkan tahun 2020 telah dijadualkan memasuki uji klinis di AS dan beredar di pasar. Ketatnya peraturan ekstrim terkait obat baru itulah, Dinas Kesehatan Pemerintah AS menyebabkan obat tetes mata katarak baru akan beredar di pasar dan hanya diperbolehkan dalam pengawasan dokter ahli spesialis mata.
Apa yang sebenarnya terjadi pada mata Anda sehingga tertutup selaput kristal hingga mentup kornea dan menghalangi penglihatan. Pada dasarnya terjadinya katarak merupakan struktur protein berbentuk kristal halus menutup lensa kornea mata kita. Kristal-kristal itulah yang menjadi pemicu menggumpalnya protein dan membentuk lapisan ‘susu’ awalnya di depan kornea mata, sehingga menutupi pandangan.
Meski demikian, banyak juga ilmuwan yang tidak sepenuhnya meyakini kenapa protein dapat berubah bentuk menjadi kristal lentur dan menutup kornea mata. Bisa jadi lantaran campur tangan steroid secara alami yang dikenal sebagai ‘lanosterol’ menjadi biang keladi akibat terjadi mutasi genetik. Bisa jadi hal itu terjadi hingga mengubah lanosterol berubah bentuk menjadi kristal. Pertanyaan yang hingga kini, mengapa munculnya katarak baru terlihat pada umur di atas 50-an tahun, tak terjawab hingga kini, dan sulit dilenyapkan kecuali melalui operasi mata.
Kekawatiran bahwa katarak mata hanya dapat disembuhkan lewat operasi sayatan atau dengan teknik terbaru fakoemulsifikasi, tampaknya akan segera berakhir. Obat tetes mata peluruh kristal penutup kornea mata, tampaknya akan segera dipasarkan, setelah diuji-cobakan secara klinis, ternyata membuahkan hasil.
Para ilmuwan di Amerika Serikat telah menguji hipotesis ini pada kelinci, dan hasilnya sangat menjanjikan. Setelah hanya satu minggu, semua kecuali dua dari 13 subyek uji mereka berubah dari katarak parah menjadi katarak ringan (atau tidak ada sama sekali). Obat ini juga diuji pada anjing, dan hasilnya sama. Jika percobaan pada manusia berhasil, dan mereka berhasil memasarkan, obat tetes mata ini dapat digunakan untuk mengubah kehidupan jutaan orang di seluruh dunia.
Secara harfiah bisa berarti perbedaan antara kebutaan dan penglihatan. Menurut peneliti utama di American Academy of Ophthalmology, Ruben Abagyan, berharap tetes Lanosterol dapat meluruhkan kristal katarak yang menyelimuti mata.
Saya pikir langkah alami selanjutnya adalah menerjemahkannya menjadi manusia. Tidak ada yang lebih menarik dari itu. “If the trials on humans are successful, and they make it to market, these eye drops could be used to change the lives of millions around the globe.” (eddy Je Soe/berbagai sumber)
No Comment