Trend Musim Semi & Celana Mevet Menjemput Jumputan 2020


Menjemput musim semi dengan celana pendek mevet dan model jumputan mulai digemari di ajang New York Fashion

Inilah mode musim tergres di tahun baru 2020 di belahan jagad lain di luar negri antah-berantah bernama Indonesia. Bila Anda telah berkemas buat halan-halan ke mancanegara di musim semi di luar negeri cari pinjeman di negara yang memiliki ophat musim, sebaiknya perlu mempersiapkan pakaian ceklie. Paling tidak memasuki tahun 2020, setidaknya eLoe kagak ketingalan mengikuti trend Outfit  yang bakal ngehit di musim spring atau summer ntar.

Bila Anda menyukai rerajutan yang simpel, berlubang-lubang temrawang, tidak ada salahnya dibawa buat pamer tubuhmu yang semlohai. Hanya saja, akan lebih elok bila situ juga membawa pakaian batik dengan motif yang mencolok pemirsa keindahan di negara pusat mode, misalnya ke Perancis, Italia atau berkesempatan mejeng di Amrik yang lagi gaduh mengimpeach presiden mereka. Tidak jadi masalah.

Kalau cuma pamer rajutan di Tasikmalaya para perajin tak kalah bagus dan berkwalitas rajutan menggunakan alat tenun bukan mesin

Setidaknya  kamu ikut menggelontorkan corak baju batik asli negri simbokmu di ndeso. Jangan sampai kalau bila memungkinkan, bersahabatlah dengan rumah mode terkenal di ujung-ujung selasar pejalan kaki di pusat busana.  Jangan pula minder bila outfit yang kalian pakai tidak ‘ngejual’ lantaran cutting kagak unik, toh situ musti menjunjung tinggi budaya negerimu.

Kalau perkara rajutan tangan, hampir dapat dipastikan produk hasil kerajinan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) dari wilayah Tasikmalaya atau di Pedan kagak kalah bagus dibandingkan dengan buatan rajutan alias crochet mesin modern di negara lain.

Hanya saja, kalau ingin berpenampilan elegan mengenakan pakaian rajutan temrawang, jangan sesekali memakai celana sangat pendek yang lagi ngetrend di negara pusat mode dunia itu. Daripada sekembalinya dari ikut pameran atau ikutan berlengganglenggok di catwalk. Nampaknya model celana pendek sekali, diperkirakan akan menyodok mata para penlihat di antara keriuhan pejalan kaki di kota-kota besar.

Kemungkinan besar yang bakal dipilih para pengemar mode sebenarnya sederhana tapi warna-warni design enak dilihat dan mencolok mata. Mode lawasan seperti tipe ndol-dhol rasanya masih digemari para penyuka grip dot berbagai tipe. Bisajadi orang senang memilih dot alias tipe ndol dengan setengah lingkar besar, namun ada juga yang tetap bertahan menyukai bintik-bintik dot setengah besar bervariasi besar-kecil.

Tak ada salahnya bila trend musim semi masih didominir gaya busana Outfit semi formil longdres V brash

Bagi pengemar mode dhol-dhol besar tupanya juga disukai generasi milenial, seumuran 27-30 tahunan. Lihat saja di beberapa tempat pusat mode model ndol-ndol mulai dilirik juga oleh para selebritas papan atas. Hal yang agak nyeleneh, bila mucul model jumputan dengan motif acak tak simetris dengan corak warna-warni menawan. Andai saja model jumputan gaya peracik trend mode dari kota bengawan mampu mendominir kecenderungan penikmat gaya, rasanya tak kalah menarik bila dikembangkan.

Hanya saja, perlu keberanian melakukan perombakan total keinginan trend Outfit para penikmat mode. Persoalannya, bila ingin mendobrak dan sekaligus mampu mengobrak-abrik trend setter duniajelas memerlukan keberanian. Akankah trend ndeso, misalnya, model lurik dan jumputan mampu menjemput dominasi perancang dunia, entahlah. Itu yang seharusnya ditunggu-tunggu. Jangan sampai hanya jadi jago kandang bila ingin melemparkan gagasan tergres sebagai jantung fashion dunia berpindah ke Kota Bengawan. Mustahilkan? Entahlah kita lihat saja perkembangannya.

Trend lain yang akan mengacak-acak mencolok pandanganan mata akan menjadi pilihan anak baru geblek milenial (courtesy wwd.com)

Nah bila tak ingin kota Bengawan hanya sebagai tempat distinasi persinggahan mode dari negeri lain, mustinya para penggiat dan pemerhati mode busana sering-seringlah mengadakan perhelatan fashion show. Paling tidak, menggundang designer berkelas dari luar kota. Jangan hanya designer kota Solo saja yang diundang memamerkan kreasi rancangannya, tapi juga kreasi-kreasi tergress para designer luar negri.

Persoalannya mengundang designer dari rumah mode terkenal tak mudah dipercaya. Pasalnya mereka beranggapan Solo bukan kota tempat membrainding karya rancangan para perancang mode top dunia. Padahal kalau Cuma memamerkan kreasi songket bercorak temrawang, designer di desa perajin rumah bordir juga tak kalah ciamiknya. Tapi sudahlah, biarkan para designer dalam negri yang berpameran di kota bengawan, tak perlu mengundang perancang manca negara. (Budi Rahayu-Solo/Nicole-Moscow/eddy je soe)

Previous Bukan Gigi Sembarang Gigi, Tapi Untu Tajir: Gigi Hadid!
Next Operasi Mata Katarak VS Obat Tetes Mata Pelarut Kristal

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *