Setiap kali Rockride kembali ke kamar apertemen mewahnya ia acap bangun dan memastikan kembali kunci pintu berulangkali. Setelah itu ia mencuci tangan dengan sabun dan mengeringkannya memakai uap pemanas tangan. Lebih dari tiga kali ia bangun dan melakukan hal serupa.
Bukan hanya itu, kebiasaan Rockride aneh, menggigit kuku jemarinya acap berdarah. Kebiasaan berulang-ulang tanpa disadari itulah yang perlu diwaspadai. Bila Anda sulit menghentikan kebiasaan melakukan sesuatu berulangkali dan tanpa diketahui tujuannya untuk apa, pergilah ke psikolog atau kalau tidak malu ke rumah sakit jiwa sesegera mungkin.

Siapa tahu gejala demikian dapat berakibat fatal, lantaran ingin melakukan tindakan konyol seperti misalnya menyakiti diri sendiri. Kondisi demikian, menurut istilah kedokteran jiwa disebut OCD alias obsessive-compulsive disorder
Mengunci pintu berulang-ulang atau mencuci tangan berkali-kali lantaran habis bersalaman dengan seseorang ketakutan tertular penyakit -sungguh tak beralasan, melakukan rutinitas berulang tanpa diketahui tujuannya, bisa jadi Anda mengalami gangguan mental. Gambaran penderita OCD dalam film ‘As a Good As a Get’ diperankan Jack Nicholson, sungguh menarik disimak. Film yang menggambarkan kepala keluarga yang menginjak sepuh, memerlukan perhatian keluarga degan serius. Lantaran penderita OCD, lebih banyak menerjang usia tua.
Berdasarkan penelitian, pengidap gangguan OCD sulit ditengarai lantaran penyebabnya berkolerasi dengan persoalan kelainan genetic yang berpengaruh kinerja inhibitor yang tidak menjalankan instruksi pengendali ke jaringan saraf ‘pencemas’ otak. Meski ilmu kedokteran dan teknologi maju pesat, hingga kini penyebab mengapa system pengendali syaraf pencemas tak bisa dikendalikan, belum diketahui secara pasti.

Meski pun demikian Anda dianjurkan perlu pengobatan yang melibatkan ahli konseling, misalnya terapi perilaku kongnitif (CBT), dan minum antidepresan. Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRIs) atau Clomipramine perlu dipertimbangkan agar dikomsumsi. Hanya saja, berdarkan hasil penelitian, meski clomipramine memiliki keunggulan sebaik SSRI, tetapi perlu hati-hati terhadap efek samping. Antipsikotik atipikal, siapa tahu berguna selain SSRI, terutama buat kasus pasien yang resisten terhadap pengobatan jenis obat lain.
Biar tidak keliru memilih obat yang cespleng, tidak ada salahnya bila minta dilakukan pemeriksaan test tingkat keparahan gangguan kecemasan jiwa. Apakah kecemasan tersebut telah berada pada tingkat depresi mayor, atau hanya gangguan makan; barangkali telah menjadi kepribadian obsesif kompulsif.

Berdasar pemilahan skala kompulsif Yale-Brown Obsessive (Y-Bocs) para ahli kejiwaan ke dalam 13 kategori gejala dengan masing-masing pengelompokan. Kelompok faktor ‘simetri’, ‘pikiran terlarang’, ‘kebersihan, dan kelompok ‘penimbunan’. Faktor simetri, menurut hasil penelitian, sangat berkorelasi dengan obsesi berkaitan dengan pemesanan, pernghitungan, serta dorongan untuk melakukan pengulangan.
Bila Anda setiap saat melakukan perbuatan yang sama seperti menguci pintu –padahal pintu sudah dikunci– berulangkali, mencuci tangan dan menggigit kuku, termasuk ke dalam kelompok ini. Perlu diingat, ngecepret dengan istri atau suami bukan termasuk golongan kelompok ini. Siapa tahu itu hanya persoalan pilihan mencoblos partai. Hal itu tidak jadi masalah.
Tetapi yang perlu dipermasalahkan ketika Anda termasuk ke dalam kelompok factor terlarang. Melakukan perbuatan yang menyusahkan orang lain, mengganggu pikiran orang lain, melakukan kekerasan seksual dan penistaan religious; itu yang perlu diwaspadai. Studi neuroimaging dan respons pengobatan tentang hal itu tidak banyak dilakukan penelitian. (eddy je soe/berbagai sumber)
No Comment