Senyum Misterius Monalisa, Siapa Sebenarnya Dia?


Inilah karya masterpiece Leonardo da Vinci yang terpajang di Museum Leavren Perancis (courtesy pic Britanica.com)

Siapa yang tak mengenal Monalisa, sebuah lukisan masterpieces karya Leonardo da Vinci. Senyuman penuh misteri menyimpan berbagai spekulasi siapakah sebenarnya sosok obyek yang dijadikan model lukisan Davinci. Tidaklah mengherankan bila lukisan yang pernah dicolong Vincenzo Peruggia, seorang imigran Itali ke Perancis dan bekerja paruh waktu di museum Louvre.

Lantaran Vincenzo Peruggia bekerja di museum dan berniat membawa kabur lukisan yang tergantung di dinding, ia bersama dua orang temannya nekat ndelik semalaman, dan minggat nyangking lukisan Monalisa di pagi buta. Tak urung media membuat gaduh keesokan harinya hingga menyebabkan, lukisan yang telah ditawar kolekte urung membelinya.

Setelah dikabarkan dicuri, lukisan Leonardo da Vinci justru berkeliling jagat dalam pameran (courtesy pic reuters)

Pencuri nekat itu pun Akhirnya ditangkap dan diadili dan dipenjarakan, sebelum lukisan berbingkai Monalisa dibayar mahal di pasar lelang di Perancis. Kegaduhan menjadi-jadi setelah rakyat Perancis beranggapan harta nasional yang telah hilang dan ditemukan kembali, dan berharap setelah tour keliling Italia dan mulih ke museum Louvre.

Justru lukisan itu pernah dicuri dan membuat kehebohan para pengemar seni, lukisan tak ternilai harganya, Monalisa, malah halan-halan berpameran keliling dunia. Pada tahun 1963 Monalisa melancong ke Amerika Serikat, hingga ditonton lebih dari 40 ribu setiap hari di Museum Metropolitan di New York City dan Galeri Seni Nasional di Washington DC selama enam minggu.

Ketika karya Leonardo da Vinci dipamerkan di Museum Lavrance Perancis pada 1913 dan sketsa gambar asli

Tidak hanya mloka-mlaku ke AS, Jepang dan Singapura, Monalisa klinong-klinong ke negeri matahari terbit, Jepun pada tahun 1974. Bukan cuma nglencer ke AS, Jepang dan Singapura, ironisnya setelah mejeng ditonton ribuan orang, lukisan Monalisa banyak ditiru dan dijiplak habis-habisan dalam berbagai bentuk cetak terjual laris-manis meski dibandrol harga ngawur. Lantaran itulah pada tahun 1919, Marchel Duchamp berang, dan tidak menerima lukisan masterpiece Leonardo da Vinci dicetak dalam bentuk kartu pos.

Publisitas zonder bayar lewat media massa itu pulalah yang menjadikan Monalisa semakin ngehit bergenit-genit sampai ke pojok di negara maju sejagat. Cilakanya mesti jadi buah cangkem bagi pesohor yang pernah melihat Monalisa and menyinyirin lukisan malah jadi berabe. Pasalnya, namanya juga tukang nyinyir dan sukanya mencela, karya agung Leonardo da Vinci pun ditiru plek para seniman pinggir ndalan. Meski pun hasil tiruannya plek dengan aslinya, toh  pengamat seni dan perestorasi karya master piece tahu, kerjaan orang iseng itu cuma iri and dengki.

Senyum misterius itulah yang menjadikan media massa zaman now mencari duit mengeksploitasi karya besar Leonardo da Vinci sesukanya

Bagaimana tidak ditulis habis-habisan oleh media sensasional, kalau karya Leonardo ditampilkan dengan kumis dan jangut sesukanya seniman pojok ndalan dan ditambahi tulisan mencemooh dalam bahasa Perancis L.H.O.O.Q, jelas sangat tidak sopan dan lambe turah tangan nggrathil kalau seperti itu. Namanya juga seniman kelas papan atas di negri pusat karya seni Perancis, karya si pembuat lukisan plasu, malah diincer kolektor seni dengan harga edan-edanan. Emang gokil sih.

Namanya juga tindakan tak sopan, menurut Alicja Zelazko dalam artikel yang dimuat di Demystified Stories Britanica, malah membuat lukisan Monalisa diburu kolektor seni dan melambungkan harga jual. Lelucon konyol dan sangat tidak menarik itu pulalah yang membuat nama seniman beneran terdistorsi, cacat dan ikut-ikutan mereproduksi Mona Lisa dengan berbagai bentuk dan corak karya seni murahan. Meski demikian, justru senyum Monalisa itu membuat penasaran pengamat seni di seluruh jagad.

Tindakan tidak sopan itu menyebabkan skandal kecil, dan seniman licik lainnya menyadari bahwa lelucon seperti itu akan menarik perhatian mereka. Selama beberapa dekade setelahnya, artis-artis lain, terutama Andy Warhol, mengikutinya. Sebagai seniman terdistorsi, cacat, dan bermain dengan reproduksi Mona Lisa, kartunis dan admen membesar-besarkannya lebih jauh lagi.

Karya agung Leonardo da Vinci yang direproduksi pun kini menjadi dagangan laris dalam biznis online

Dia bermain melawan pemujaan seni ketika dia menggambar janggut dan kumis di wajah wanita itu dan menambahkan akronim L.H.O.O.Q. (dimaksudkan untuk membangkitkan frasa vulgar dalam bahasa Prancis) di bagian bawah. Tindakan tidak sopan itu menyebabkan skandal kecil, dan seniman licik lainnya menyadari bahwa lelucon seperti itu akan menarik perhatian mereka. Selama beberapa dekade setelahnya, artis-artis lain, terutama Andy Warhol, mengikutinya. Sebagai seniman terdistorsi, cacat, dan bermain dengan reproduksi Mona Lisa, kartunis dan admen membesar-besarkannya lebih jauh lagi.

Kemungkinan selama beberapa dekade ke depan, seiring dengan perkembangan teknologi digital, lukisan itu terus-menerus direproduksi, dan bahkan acap dimanipulasi tak mempedulikan nilai estetik seni. Demikian pula wajah model lukisan Leonardo da Vinci dengan senyum misterius, terus akan dicari. Tak peduli siapakah pemilik senyum misterius wajah model dalam lukisan Leonardo siapakah sebenarnya dia. Ach entahlah (Nicole dari Jerman and eddy je soe, solo)

Previous Dalai Lama Sang Juru Damai
Next Cara Delevingne Model Top Sekaligus Aktivis LGBT

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *