Tentu tak ada orang yang mau memilih saran untuk mati duluan, timbang kagak nenggak obat. Kecuali seseorang yang cupet nalarnya lantaran kisruh korslet otaknya, kemudian memilih mengakhiri hidupnya; meski telah disarankan lebih baik nenggak obat.
Bisa saja hal itu terjadi, ketika seseorang dihadapkan pada pilihan, tetap melanjutkan hidup dan bekerja layaknya orang lain, namun bagi yang sedang mengidap kecemasan akut, tentu saran tersebut kagak direken, alias dicuekin. Siapa yang bisa dan berhak melarang agar seseorang tersebut menuruti imbauan meminum obat atau lewat injeksi agar nyawanya tidak melayang

Nah pilihan meyakinan itu, tak hanya disuarakan para tenaga medis, tetapi juga keluarga dekat kalian bila ngeliat eLoe tumbang. Apalagi bila penyakit yang kamu derita itu termasuk kategori kronis alias tak mungkin sembuh secara total seperti keadaan sebelumnya.
Beberapa penyakit terkagegori susah diatasi tenaga para medis, dan bahkan dokter spesialis penyakit tertentu, penting diingat-ingat bila kalian kagak mau nenggak obat, pilihan pahit ringannya: pingsan atau malah mati. Penyakit seperti hipertensi, diabetes, HIV, Asma, dan Depresi. Biar dong duduk perkara mengapa kemungkinan pilihan kalian pingsan atau malah mati, bila tidak nenggak obat, nich perhatikan
Bila denyut aliran darah kalian lewat saluran arteri selalu melonjak-lonjak kagak mau turun, semua tenaga medis pasti akan berucap Anda penderita hipertensi. Dapak akibat kondisi demikian, kemungkinan besar resiko gagal jantung terganggu, sebab sirkulasi aliran darah kagak lancer. Biasanya dokter akan menuliskan resep pelancar agar alira darahnya lancer, kagak tersendat-sendat dan bahkan mampet. Pengobatan secara menyeluruh, menurut jurnal Vinmec, menyarankan nenggak obat sesuai resep yang ditulis dokter, tetap dilanjutkan agar kelancaran darahmu bisa aman berselancar menuju jantung.

Penyakit lain yang selalu bikin deg-degan yakni diabetes baik bertipe 1 yang wajib menyuntik memakai insulin, lantaran tubuh eLoe ogah memproduksi hormone insulin di dalam tubuh kalian. Tentu kalian harus rajin melakukan control ke rumah sakit, bukan ke dukun. Bagi ibu-ibu yang sedang hamil, dan pengidap diabetes tipe 2, sebaiknya juga tetap mengkonsumsi obat yang dianjurkan dokter kandungan. Apalagi bila kalian terdeteksi penderita diabetes gestasional. Sehingga kadar gula darahmu dapat dikontrol sejak awal kehamilan, tanpa obat-obatan. And bukan berarti kalian kebanyaan nenggak peresan es-tebu jalanan.

Nah bila Anda termasuk penderita HIV (Human Immunodeficiency Virus, jelas system kekebalan tubuhmu digerogoti habis-habisan hingga sel darah putih dalam tubuhmu mawut, hingga kekebalan tubuhmu down-grade alias ambruk total. Akibat lebih lanjut tubuhmu mudah terserang penyakit seperti kanker, tuberkolosis dan infeksi lain. Untuk itulah penderita penyakit HIV diwajibkan mengkonsumsi obat tiap hari sesuai anjuran dokter. Celakanya, virus AID dapat berkembang biak dengan cepat dan melemahkan system kekebalan tubuh, secepat menghitung tanggal dan bulan berjalan. Jadi bersiap-siaplah, bila kalian berhenti nenggak obat, ucapkan selamat tinggal dunia.
Gejalan penyakit yang agak susah terdeteksi saat merebaknya kemajuan teknologi komunikasi dapat menjadi penyakit sesak nafas, alias mengi berkelanjutan akibat diteror pasanganmu lewat HP akan diputusin! Piye jhal? Jangan katakana, gampang itu cari gebetan lagi. Anda lupa kalau penyakit sesak nafas akibat penyempitan saluran napas lantaran bunyi dering telepon pasanganmu yang tidak ingin lagi bersamamu, lama-lama jadi penyakit asma. Ingat bukan penyakit asmara, tapi sesak pernapasan kronis, putus cinta. Obat bronkodilator atau kortikosteroid inhalasi, sepanjang hidup bisa mencegah serangan asma. Lha kalau diteror terus-menerus, “Eloe kan hamil sam orang lain, mosok gwe ngawinin, kamu.” Piye jhal. Mbuh. Itulah yang dinamai gangguan kecemasan, pergilah ke psikologis cognitive behavioral therapy, and jangan lupa minumlah obat penenang jangka panjang

Sebuah studi yang diterbitkan pada JAMA Internal Medicine tahun 2014, yang dikutib HalloSehat, lansia yang mengonsumsi obat hipertensi mengalami peningkatan risiko mudah jatuh hingga cedera serius hingga 30 sampai 40 persen. Pasalnya, obat penurun tekanan darah memiliki efek samping pusing bahkan pingsan – terlebih jika seseorang tiba-tiba berdiri setelah duduk. Obat hipertensi yang mengandung beta-blocker dapat menghambat produksi adrenalin, hormon yang menyebabkan jantung berdebar dengan cepat. Ketika denyut jantung melambat, aliran darah ke seluruh tubuh ikut menurun sehingga membuat tekanan darah rendah (hipotensi). Ini sebabnya, orang yang minum obat hipertensi menjadi lebih mudah lelah, pusing, dan mengalami gangguan keseimbangan.
Untuk mengatasinya, dokter biasanya meresepkan inhibitor ACE yang berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah. Dengan demikian, aliran darah menjadi lebih lancar dan mengurangi gejala pusing akibat tekanan darah rendah.
No Comment