Mengenang Hard Rock Band Cadas Led Zeppeline


Sesekali tanyakan pada opha and oma kalian, grup hard-rock music yang paling digandrungi di tahun 1970-1980an; kalau kadak ngerti artinya mbahmu enthu kudet alias kuper. Atau jangan-jangan, kagak pernah nonton life perform band-band kalau ada show and manggung di ndesomu, kala itu. Jangankan kalian, sepantaran dengan para pejabat Abb (anak baru bongsor) Gen Zet, yang lahir di era pakdemu, buat nyalon tiga periode, tapi distop aturan dasar undang-undang di Senayan.

Meski ia mengaku hafal dan penggemar berat para musisi yang menjadi tulang-punggung music hard-rock seperti The WHO, Led Zeppeline, Deep Purple, Black Sabath, RollingStone or band agak mudaan Pink Floid; toh keinginannya ndeprok di Merdeka Selatan tak terwujud. Padahal, menurut narasumber yang dekat dengan para musisi dan sering dibisiki agar mendatangkan musisi kaliber dunia, di era nom-noman dulu, acap mengatakan, biar para Gen Z nantinya tetap mendukung dinasti yang dirancang ke depan.

Robert Plant tetap bakoh meski sampun sepuh ngerock

Oleh sebab itulah, sang calo di ring-satu istana, acapkali berhubungan dengan pentolan musisi grup hard-rock buat manggung di Indonesia. Paling kurang, strategi jitu yang bertujuan untuk merengkuh para penggemar muda dalam pencalonan diri –bila memungkinkan—dan/atau dinastinya tetap langgeng menduduki kursi sebagai kepala gerbong negeri ini tetap tercapai. “Bisa jadi nantinya, katanya berbisik-bisik, “salah satu tujuannya agar dinastinya tetap berkuasa di pusat pemerintahan,” katanya sambil ketawa ngakak. “Dengerin saja wawancara-wawancara dengan awak media, tentu tak diungkapkan eksplisit itu.”

Itulah sebabnya, kehadiran para rocker kelas papan atas, saat masih berada di pusaran siklus kekuasaan pemerintah, berdatangan ke Indonesia. Tentu dengan tujuan agar para gen Z berbondong-bondong ngeliatin para musisi manggung mengebuk drum mendengarkan teriakan rocker ternama, di masalalu bergema kembali di Jakarta dan Solo. Lha kowk, gwe gak pernah ngeliat Zeppeline manggung di Indonesah yach. Jangan-jangan eLoe ngelindur ngomongin mereka. “Dasar pengemar panatik bingit sih eLoe sama band cadas lawas. Namanya juga tiyang sepuh sanget. Mbuh.”

Biar kalian tidak heboh, kali ini rubrik seni kami tampilkan satu per satu hard-rock grup musisi —bukan satu per dua– takut menjadi setengah-tengah ngulasnya. Kali ini grup heboh di awal tahun 70-an yakni legendaris music ‘urakan’ Led Zeppeline dengan bintang panggung utamanya Robert Plant dengan lengkingan suaranya yang khas. Led Zeppelin digagas sebagai kelompok music rock dari Inggris pada September 1968, pingin manggung di ndeso mbahmu. Mungkin kalian masih belum “dicetak” oma-opha sewaktu musisi heavy rock itu dibentuk. Ironisnya setelah hard-rock band itu mencuat amanya dan digemari Abg sejagat, malah bubar-ndalan. Penyebabnya, salah satu penggebuk drum beken, John Bonham, meninggal kecapaian setiap hari kerjaannya gebukin drummer sampai klengger.

Jammy Page sang gitaris mengiringi Robert Plant mendendangkan “Staraway to Heaven”

Nah biar eLoe faham benul, nama para musisi rocker Zeppelin itu antara lain, Jimmy Page, Robert Plant, John Paul Jones dan John Bonham. Suara snar bitar sangat keras dan berat itulah kehandalan band heavy metal. Sakjannya, music yang sering dibawakannya lebih ajeg bermain pada gener blues dan folk, namun dibumbui nuansa rock –baca: bukan outfit daleman ‘sayak’ Omamu or gebetan—termasuk rockabilly, reggae, soul dan funk juga jazz kadang mencapurkan jenis genre country. Pokokny sesuka-suka peronal musisi Zeppelin ajah.

“Kami tak pernah merilis single dengan lagu-lagu yang berorientasi single dari lagu-lagu yang akan menjadi popular di Britania Raya. Takutnya, Abb (anak baru bongsor) di seluruh kampung Britania Raya, pada kepencut sama seseorang diantara kami berempat, ntar jadi runyam,” begitu alasan Robert Plant saat diwawancarai koran lawas di pelbagai tempat. Njawabnya juga tetap sama seperti itu. “Paling kami nembang buat mengingatkan para pengambil keputusan, agar mereka ingat pintu sorga kagak bisa dibeli. Coba dengerin “Staryaway to Heaven” baik-baik. Itupun juga bikin heboh, lantaran rekaman kami jadi rebutan saat beredar dan dijual. Bukan di kaki lima, lho yach.”

Tanya’o Pakdemu, misih punya lawas poster Zeppelin ndak Mbuh

lagu yang ngetop justru membuat banyak pendengar radio-radio transistor mempertanyakan isi di dalam lirik lagu Staraway to Heaven sepertinya kotbah nonkeagamaan. Emangnya kalian penganut agnotism yach, tulis surat yang dibacakan di radio khusus menyajikan music klenengan di Solo. “Ndaklah. Mosok di surga, ingin membeli mas-emasan. Mana ada, yang ada belilah tiket berbuatlah baik, biar ada yang jual emas. Trus kalian pakailah tangga buat memanjat, dan membeli emas-murni di neraka.” Mbuh

Led Zeppelin kemudian bubar setelah pemain drum John Bonham meninggal pada 1980. Namun musik-musiknya melegenda dan tetap dicintai pengemarnya. Bahkan album Led Zeppelin telah terjual lebih dari 300 juta keping. Sementara itu, tiga orang anggota Led Zeppelin, Robert Plant (vocal), Jimmy Page (gitar) dan John Paul Jones (bass) mengadakan konser reuni di The )2, London pada 10 Desember 2007. Dalam konser itu ditonton 20.000 Abb dan Abg membeludak, beli tiket. Nyang mbludus, pasti ndak berani, dijaga Uasu Ajag Galak jhe.

Previous Kenakan Outfit Tipis Biar Jakun Opha Naik-Turun
Next Selebrity Lawas Sophia Loren, Honornya Disumbangkan Untuk Kemanusiaan

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *