Bila kalian ingin mendengar lagu lawas, yang dilantunkan pertama kali musisi Amerika Leon Russell pertamakali pada tahun 1972, bisa jadi umurmu di atas 60-an tahun. Meski kalian telah uzur, jangan rontok kepedeanmu untuk bergaya lawasan, dengerin tembang kenangan lawasan. Kalau kagak percaya tanya saja sama mantan presiden kita, koleksi lagu-lagu jazz, rock, blues komplit. Tuh’kan gwe kate juga ape, tembang lawis ternyata juga banyak penggemarnya. Keterlaluan kalau nyokap-bokap –istilah simbok-bapakmu– sampai kagak suka lagu-lagu lawas, apalagi kalau sinambi, ech pakai bahasa apaan tuh, sambil ngantuk simaklah tembang This Masquerade. Pasti angler tertidur.
Meskipun lagu itu dulunya di rekam menggunakan pita seluit casete dan piringan hitam (Ph), kadang nglokor bunyinya, toh syairnya tak kalah menarik bila disimak. Jangan diperdengarkan pada gen Zet, Fufu-Fafa, ntar dia manggut-manggut malah gendem. Nah biar kagak kriyip-kriyip mripatnya, lagu Masquerade lawsan yang dilantunkan Leon Russel itu, lebih nikmat bila lirik genre tembang itu diganti George Benson yang manggung, sedikit ngedisco-bosanovanan sikit-sikit (pinjam ujaran wong Mlaysia). So jangan heran bila bokap and nyokap eLoe beserta handai-taulan teman mbahe Fufu-Fafa, juga suka nyetel kaset-kaset lawas lagunya George Benson dan pelantun rock-jazz bosanovanan seperti pelantung This Masquerade. Kata kabar burung, ntahlah, benar apa kagak,
Sebenarnya sih, syair tembang This Masquerade bukan bergenre ngejazz-bosanovanan, kalau yang mangap menyanyi bukan George Benson, tapi si Leon Russel seperti di awal karirnya dulu. Itu kata para penikmat musik lawasan, Jadi yach terkadang kagak nyambung dengan para penggemar syair lawas seperti This Masquerade, bila ingin membanding-bandingkan antara generasi gen Zet dan opha berambut pethak, alias ubanan. Bagi opha-opha, mreka lebih suka ngedengerin Masquerade, dari radio transistor bergelombang Short-Wave III yang bisa nangkap pemancar luar negri. Meskipun bunyinya kresek-kresek, kagak jelas babar-blas suaranya, toh kenikmatan opha-opha emang seperti itu, so jadi jangan diganggu gugat, mumpung sampun sepuh
Padahal aslinya, suara olah vocal gaya Amerika, penyanyi or artis seperti The Carpenters di album tahun 1973, yang direkam di side-B single casete seperti “Please Mr Postman” tiga tahun setelah lagu This Masquerade, juga tak kalah ciamiknya. Tentu dikagumi dan dibeli kasetnya hingga nama pelantunnya juga terkatrol melesat menduduki tangga lagu-lagu 100 dalam bursa Pilpen alias Pemilihan Pendengar, pemancar radio kresek-kresek se ndesomu dulu. Tentu tak kalah nyaman didengerin suaranya George Benson dibandingkan dengan pelantun awal this Masquerade, si Leon Russel. “Dulu’kan blum ada radio transistor buatan asli Indonesia, adanya Cuma radio listrik gelombang gak jelas. Jadi kalau dengar suara Benson, tentu buru-buru pasang kuping. Biasanya Cuma bisa disender (dinyalakan tunening radio) berasal dari pemancar RRI,” ujar Johanes Jezie
Meskipun lagu-lagu lawasan di tahun 70-80an, toh para penikmat syair bermusik lawasan tetap saja banyak penggemarnya. Bila Situ ingin mencari kasete yang ngerekam lagu lawas, kata salah satu bekas penyiar radio lawas Penca di belakang Rs Muwardi, Ignatious Romanov, saat ini tak bakalan diperoleh. Sulit mencari lagu yang direkam dalam kaset dan piringan hitam (ph). Asyiknya, acap nglokor bunyinya bila Anda mendengarkan pakai walkman, soale pita seluit kaset sering pedot alias ngadat rusak. “Mesti diputar pakai jari-jari atau potlot, biar tidak nglokor dan mbundet, trus putus, katanya.”
Menurutnya, dulu kalau merekam lagu-lagu lawasan makai pita seluit kasete atau ada juga yang suka piringan hitam (Ph). Kalau kaset’kan kadang nglokor bunyinya, meskinya syairnya tak kalah berubah dan tetap menarik didengarkan dan disimak. Cilakanya model rekaman suara lagu-lagu memakai pita kaset seloluit, tak banyak diketahui gen Zet, Fufu-Fafa. Jangan dikira gernerasi mereka mengerti pita kaset rekaman trus dia manggut-manggut, jangan-jangan malah gendem. Nah biar dia dibilang faham hilirisasi dan kagak kriyip-kriyip mripatnya, bila ngedengerin lagu Masquerade lawsan yang dilantunkan Leon Russel, itu lebih nikmat dibandingkan bila lirik dan genre tembang lain, sebaiknya diganti George Benson yang nyanyiin di pita casetenya.
Biar agak sedikit ngedisco-bosanovanan sikit-sikit (pinjam ujaran wong Mlaysia). So jangan heran bila bokap and nyokap eLoe beserta handai-taulan teman-teman Fufu-Fafa, juga suka nyetel kaset-kaset lawas lagunya George Benson, This Masquerade ada baiknya diajari nyanyi yang bener dulu. Jadi kalau ketemu wartawan, kagak kagok buat nembang lagu lawas, Masquerade. Soalnya bukan bergenre ngejazz-bosanovanan, kalau yang mangap nyanyi bukan george Benson, tapi Leon Russel. Jadi yach biar nyambung dengan para penggemar syair lawas This Masquerade antara generasi gen Zet dan opha berambut pethak, alias ubanan. Bagi opha-opha, mreka lebih suka ngedengerin Masquerade, dari radio transistor bergelombang Short-Wave III band yang bisa nangkap pemancar luar negri. Meskipun bunyinya kresek-kresek, gak jelas babar-blas, toh kenikmatan opha-opha emang seperti itu, so jadi jangan diganggu. Coba dendangkan syair lagu ada nada-nada getir, acap tersirat dalam syarir Masquerade yang dilantunkan penyanyi lawas Leon Russel.
Nah agak lain bila kalian ingin mencoba membandingkan syair yang dibawakan George Benson, dengan lirik lagu yang sama seperti berikut ini. dengan lagu lawasannya yang dibawakan Leon Russel. Meskipun liriknya sama, namun gairah saat “bercumbu” dengan kekasih hati, jelas beda ritme kesetrumnya bila dinyanyikan penyanyi berbeda. Greng-nya nyetrum banget. Coba dengar dan nyanyikan dalam hatimu mengikutin syair berikut,
Are we really happy here// With this lonely game we play? // Looking for words to say// Searching but not finding understanding anywhere// We’re lost in a masquerade// Both afraid to say we’re just too far away// From being close together from the start// We tried to talk it over but the words got in the way//We’re lost inside this lonely game we play//Thoughts of leaving disappear
Every time I see your eyes//No matter how hard I try//To understand the reasons that we carry on this way// We’re lost in a masquerade. Njuk trus kepiye jhal? Mbuh
No Comment