Jangan sekali-kali punya ide memakai autfit tak sedap dipandang, bila tak mengundang lirikan jereng mata kaum lelaki sembari bersiul nyebelin. Ngeliatin kalian menggenakan dress tak asyik dimata para kaum pria mata-keranjang. Meski cuma bisik-bisik, dan disiulin nyinyir –biar tahu siulan nyinyir kaum lelaki beda bunyinya dibanding saat memuja penampilanmu. Apalagi iatin penutup tubuhmu yang, justru malah kagak mloho –istilah gampang dilihat dengan mata telanjang, terbuka lebar.
Namanya juga kaum lelaki mata setengah keranjang-telanjang, justru ngeliat dari sudut sekecil apapun dapat dipastikan, tetap saja ngelirik dan bergumam. Paling tidak mereka bilang dalam hati kecilnya, “uayu-uayu bulu keteknya njebret, kemana-mana.” Kan nyebelin kalau didengar oleh nyokapnya Abg (anak baru bongsor) waktu nganterin beli jacket antiair alias jas hujan.
Padahal, nyang bulu keteknya njebret also lari lintang-pukang enthu, justru nyokapnya sendiri; and bukan anaknya yang bongsor itu. Entah lantaran apa, si anak bongsor enthu kagak brani ngelarang nyokapnya makai “you can see” mbledeh, hingga rambut keleknya kemana-mana. “Kenapa momy makai aoutfit enthu sih,” gerutu anaknya sembari ngelirik nyokapnya. “Hush situ diem aja knapa. Mau dibeliin convers spokat apa batal,” ancam bokapnya (bahasa preman lawasan artinya ayah)
Nah’kan tak sesederhana mencabuti bulu ketek bila ternyata memang hal itu dirasakan mengganggu pemandangan. Pasalnya tak semua orang, tentu kaum perempuan kelihatan keleknya tertanam bulu hitam jebret kemana-mana. Eentah apakah bulu-bulu halus itu juga dialami para emak-emak or Abg orang bule-bule di daratan eropa or Amareika, entahlah. Tak banyak penelitian yang memperdalam persoalan apa penyebabnya bulu ketek bisa seliar gulma di lereng bukit sebelah pegunungan.
Apa faedahnya, kalau tidak rajin dibersihin alias dibabat, biar keliatan kinclong ketekmu. Ide babat-babat tumbuhan bulu ketek itulah kemudian memicu munculnya bisnis pemangkas bulu yang menjengkelkan itu. Bukan hanya reramuan kejawen dengan mengoleskan bahan kimia, penumbuh bulu ketek, sampai produk pengerok menggunakan silet sebagai alat pemangkas, kemudian muncul bahan kimiawi dari perusahaan farmasi. Jadilah kemudian produk pencabut bulu ketek, sebagai komoditas dagangan.
Manakah yang lebih menyenangkan membersihkan bulu ketek dengan alat pencukur rambut atau memakai olesan penyebab rontok berguguran bulunya, terserah membeli. Kalau ingin cepat, gambang saja, beli silet dan alat pencukur elektronik, tak perlu buang waktu berjam-jam memangkas bulu hitam di kelekmu. Atau agak sedikit mewah, menempel alat perekat pada ketiak yang telah dibersihkan dan kering, kemudian lepas-tarik perekatnya pasti bulu-bulu hitam pada kelekmu tercerabut. Kalau bulu-bulu hitam di tempat-tempat lain, seperti di selangkangan di bagian samping “Sister V” mana lebih nikmat: pakai alat pembersih silet atau yang lain terserah pemilik tubuh.
Entah siapa pertama kali memulai biznis urusan cabut-mencabut bulu yang menempel ditubuh para perempuan, tak banyak literatur yang mengetahui tentang hal itu. Bisa jadi, urusan panen bulu ketek, sebenarnya telah bertahun-tahun menjadi biang kerok emak-emak pemilik bulu lebat di keteknya, lantaran tidak PeDe bila memakai “you can see” buat halan-halan ke mall dan disiulin cowok-cowon ganjen yang ingin ngeliat buah dada kaum perempuan lewat keteknya.
Persoalan bulu rambut ternyata tak hanya tumbuh lebat di beberapa tempat di tubuhmu. Coba sesekali periksalah dengan sedikit agak nyantai tempat pertumbuhan rambut dan identifikasi pelbagai jenis termasuk rambut or bulu apa nama dan fungsinya. Kita acapkali membedakan jenis bulu atau rambut tak sekedar asal tumbuh di area mana pada tubuh. Jelas benar bedanya, misalnya bulu yang tumbuh di kepala, jelas dinamai rambut. Sedangkan bulu yang nempel di face wajah namanya pun berlainan.
Kalau keberadaannya menempel di atas cekungan letak mata dinamakan alis, sedang yang nancep di pelupuk dinamai idhep [maaf boso jowo]. Bila kita sering merinding ketika memasuki ruangan angker banyak dihuni ‘demit’ dinamai bulu kuduk, entah namanya apa tidak ada yang tahu. Bahkan di Kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) pun, tidak ada padanan kata, bulu kuduk. Nah sebaiknya Anda sendiri merunut, nama-nama bulu alias rambut yang tumbuh di tubuh kita.
Kembali ke persoalan bulu ketek yang sering membikin jengkel. Selain tak sedap bila sang pemilik ketek ternyata ditumbuhi bulu berjejer-jejer dan melingkar-lingkar njebret kemana-mana itu. Sebenarnya ada gunanya, bulu ketek dibiarkan bergerombol memenuhi ruang personal kaum perempuan dan lelaki, selain buat menjaga agar tidak menimbulkan bau badan, juga biar kelihatan gagah –bagi laki-laki- keteknya berbulu lebat. Namun buat mama-mama, crigis dan cantik, bisa saja keadaan seperti itu, memalukan kalau terlihat njebret keluar dari garis demarkasi kelekmu itu. Lantas bagaimana cara mengatasinya?
Berbeda dengan pria, mayoritas perempuan tidak menyukai kehadiran bulu ketiak. Selain bisa menjadi sangat mengganggu penampilan, saat mengenakan autfit memperlihatkan area ketiak, seperti atasan atau gaun yang dapat diintip tak sengaja kaum lelaki mata setengah keranjang ingin tahu buah dada. Oleh sebab itu, alahkah baiknya bila selayaknya area kulit yang lain tak keliatan berbulu alias bersih. Persoalannya, merawat area ketiak, bisa jadi suatu pekerjaan yang tidak mudah. Jika salah merawatnya, kulit ketiak bisa menghitam atau bulu ketiak bisa tumbuh malah kedalam, nancep. Emangnya kawat pho? Lantas cara apa yang paling baik untuk menghilangkan bulu ketiak. Dicukur atau dicabut, seperti panen padi
Bagi sebagian kaum Wanita mencukur bulu rambut memungkinkan mereka dapat menghilangkan denga naman dan nyaman. Lantaran proses mencukur bisa dilakukan sendiri dan dengan mudah saat mandi. Pisau cukur bisa digunakan Kembali di area “Sister V” bikini. Cilakanya metode mencukur seperti itu dapat menjadi penyebab rambut tumbuh ke dalam dan iritasi setelah bercukur. Meski metode mencukur dianggap relative tidak aman, kalau pisau cukurnya –silet tidak karatan tentu– sebaiknya perlu hati-hati agar tidak tergores di sekitar ketek dan malah berdarah-darah. Meski murah, meriah mencukur rambut sebenarnya hanya berada pada tingkat kulit, sehingga akan tumbuh Kembali setelah beberapa hari.
Sementara bila Anda ingin melakukan pencabutan, atau istilahnya memakai metode tweezing, yakni proses menghilangkan bulu ketiak yang tidak diinginkan hingga ke akarnya. Artinya bulu ketiak akan tumbuh jauh lebih lambat. Memang sih proses pencabutan, bagi kebanyakan orang, dianggap terlalu lama dan bisa jadi akan menjadi penyebab iritasi pada folikel rambut. Hindari bila Anda memakai pinset harus benar-benar bersih sebelum mencabut, agar tidak terkontaminasi kotoran bakteri
Bila Anda ingin memakai metode lain seperti elektrolisis yang telah disetujui dan disarankan oleh Food and Drugs Association di Amerika Serikat dan terbukti aman, dan dijamin semua rambut ketiak lenyap secara permanen. Metode elektrolisis akan menghancurkan akar rambut melalui penggunaan arus listrik sehingga rambut ketekmu tidak akan mungkin tumbuh kembali. Metode ini dinilai kaum wanita menyukai metode elektrolisis ini, meskipun lama pengerjaannya. Prosesnya, tenaga medis, akan mencabuti setiap untai satu per satu rambut bulu ketek satu per satu dan sangat sakit
Nah metode lain Laser Hair Removal, yakni meski tetap memanfaatkan laser khusus untuk mencerahkan rambut pada ketiak, dan membuat halus dan kurang jelas bila dilihat dari jauh. Metode ini mendeteksi perbedaan pigmen kontras di tubuh Anda. Dan yang paling penting, aman dan nyaman, meskipun mahal, lantaran harus melakukan sekitar 6 hingga 12 kali sesi. So njuk enake kepiye jhal? Dibiarkan njebret bulu-bulu rambutmu terlihat atau dicukur pakai pisau cukur? Sekarapmu